Gambar ditiadakan agar loading semakincepat cepat dan tidak memakan banyak kuota anda

Senin, 31 Oktober 2016

Rika pemain kelas

Aku akan bercerita tentang mahasiswi panggil saja namanya Rika, dia kuliah di Jakarta, di kota besar ini bukan hal tabu lagi mendengar kata dugem, seks, drugs, tidak aneh lagi, apalagi dalam lingkungan perkuliahannya sangat mudah melakukan hal tersebut, oya Rika umurnya masih muda tapi untuk urusan seks dia sudah ahli seperti bokep bokep jepang.

Sungguh nikmat jika kita sama-sama menikmati setiap bagian dari tubuhnya. Hehehehe Untuk anda semua penggemar cerita seks terbaru selalu setia pada kami karena hanya kamilah yang selalu memberikan yang terbaru untuk anda semua pencinta cerita. Umurku 19 Tahun,
Dengan Wajah Cantik Khas Oriental, dan Tinggi 165 dgn berat 50 kg,..Agak Langsing memang..Tapi itu yang disukai oleh pria-pria sekarangkan…Mungkin aku sdikit aneh, aku sangat menyukai diperhatikan oleh lelaki-lelaki..
Aku enyukai tatapan mereka yang seolah menginginkan sesuatu dari-ku, karena itu bagi-ku, berpakaian ketat dan agak terbuka adalah hal biasa, bahkan dengan pakaian itu aku bisa menggoda Dosen-dosen Lelaki ku.. I like that… Oh iya, Asal ku dari Palembang, aku tidak memiliki saudara disini, aku datang bersma 6 teman-ku, 4 cewe dan 2 cowo..
Namun memasuki semester ke-3 ini aku sudah jarang kumpul dengan mereka, selain kbiasaan Dunia Malam-ku mungkin mereka tidak dapat mengimbangi kehidupan-ku yang mewah.. Ya tentu saja, aku merupakan anak wanita 1-1 nya dari 3 bersaudara..
Ayahku pun seorang pengusaha kontraktor yang cukup terkenal di Palembang..Jadi Hidup mewah adalah satu keharusan bagiku, dan itu dapat terpenuhi oleh keluarga-ku.. Jadi aku melakukan SEX bukan karena uang, tapi karena didasari oleh suka-sama suka…
Ya walaupun SEX pertamaku kulakukan waktu aku baru beranjak 2 SMA, Ya Crist pacar-ku waktu itu yang melakukan-nya pertama kali, SEX yangberkesan memang, apa lagi bertepatan dengan Sweet seven-teen ku, Romantis sekali..Tapi ya lelaki semua buaya..
“Hey Guy’s, Lu orang mau Cabut gak tar malam?, Gw BT nh td bis Kuis jadi gw ga cabut kemaren” Tanya-ku dengan manja, pada teman-teman cowoku.. “Ah, Gw ga bisa La, besok gw yang kuis, Jam A lagi, gmana gw mau cabut..” Jawab Bernard,
Temanku ini yang paling tampang diantara 3 teman-nya yang lain loh, Karena itu aku paling dekat dengan-nya.. “Ah Payah lu, Tar gw cabut ma sape donk??”,”Dah lu ke Cro** aje, si Roy Ma Adhie pade mau kesana, Lu tau kan dia yang mana, kemaren ini kan kan dah gue kenalin, cuma lu ati-ati aja ma si Adhie, dia BD soal-nya” Jawab Roy..
“Ah gue males lah ma mereka, Sama lu aja ya Ben,Pleaze….” Minta-ku dengan nada yang lebih manja…Namun tampaknya usaha-ku sia-sia karena Bernard yang memank terancam DO itu sudah membulatkan tekad untuk Kuis besok..
Akhirnya setelah ngbrol sebentar, akupun meninggalkan Bunderan itu, untuk kembali ke kost ku.. Pukul 8 malam, setelah aku makan malam, aku mencoba menghubungi beberapa teman-ku untuk, menemani aktivitasku…
Tapi memang saat ini menjelang UTS, sehingga kami sedang sibuk dengan kuis-kuis.. “Ah, BT dech gue” pikirku,”Yawdalah, gue cabut aja ke Cro**, seengak-nya disitu da yang gue kenal”..Setelah membulatkan tekad untuk memenuhi hasrat ku..
Akupun berganti baju…Dan bergegas menyalahkan mobil Jazz merahku, dan meluncur kesana… Setelah sampai ternyata informasi dari Ben jitu, di salah satu sofa disana Roy dan Adhie bersama beberapa teman-nya yang tidak kukenal duduk disana, beruntung Roy melihat-ku, dan memanggil-ku kesana..
Untung saja, kan malu kalau harus tiba-tiba kesana… “Ma siapa lu La?” Tanya Roy, diselinggi derasnya suara dari speaker-speaker besar yang berjejer itu..”Ga gue sendiri, tadi sih janjian ma temen gue, tapi kayaknya ga jadi dateng deh,..”..Jawab-ku sedikit berbohong,..
”Ya lu disini aja ma kita-kita, nanti kalo temen lu dateng ya laen cerita, lu enjoy aja dulu disini..” Sahut Adhie.akupun hanya mengangguk saja,Sebenernya aku ga terlalu suka ma Adhie, Penampilanya yang kurus hitam, dengan rambut cepaknya plus piercinganya itu, benar-benar seperti pemakai…
Kami pun bersulang tequila yang sudah dipesan tadi, kami pun menikmati suasana sambil minum dan berdance…Mereka terus memaksa-ku minum, sepertinya mereka menikmati sekali melihatku minum,.. Sebenarnya kepalaku sudah mulai pening, namun karena mereka terus menyoraki-ku menambah keinginanku untuk terus mengak alkohol dosis tinggi itu…
Namun beberapa gelas kemudian aku pun mulai muntah…Dan sangat pusing, setelah itu aku tak ingat lagi… Setelah tersadar, aku sangat kaget, aku tak tahu ada dimana saat itu,namun seperti di sebuah Hotel. Aku berusaha mencari Roy dan Adhie di sekeliling kamar itu, namun terdengar suara air dari arah Toilet..Mungkin Roy di Toilet pikirku..
Namun belum hilang rasa pusing dan kaget-ku, seorang Lelaki tua berumur 50 tahunan, dengan kulit hitam dan perut buncitnya,dengan hanya handuk hotel menutupi bagian bawah pinggangnya,melangkah keluar dari Toilet itu…Tidak apa maksud semua ini..Dimana Roy dan Adhie Jahanam itu..
“Sudah bangun manis, Kali ini si Adhie itu bisa milih cewe juga” Katanya sambil tersenyum, menatap tajam kearah-ku… “Siapa lu..Mau ngapain, Lu pikir gue apaan…Gue mau pulang” Seru-ku sambil berusaha berdiri dan berjalan melangkahi lelaki pendek gendut itu… “Hay mau kemana lu,…Gue dah bayar mahal buat lu!!!” Teriak lelaki itu, sambil menarik dan langsung menamparku…
Aku tertegun atas perlakuan-nya..Air mata mulai muncul dari ujung mata-ku..Sebelum sempat bereaksi lebih jauh..Dia sudah menjambak rambut-ku dan menindih-ku di ranjang… Dia terus mencumbui-ku, perasaan ku saat itu sangat jijik sekali, namun tenaga ku tak mampu untuk mendorong tubuh besar-nya..Dia terus menciumi leher, bibir dan telinga-ku..
Tangan-nya pun mulai berani menjelajahi daerah dadaku yang masih terbalut kaus putih ketat itu..Sambil terus mencumbui-ku, dia menarik baju ku keatas…”Bajingan lu pikir lu sapa…Dasar (maaf) Pribumi..” amuk-ku,..Namun lagi-lagi sebuah tamparan melayang ke pipiku.. Pria itu-pun tampak dingin sambil membuka bra 36B ku yang berwarna pink itu..kini dai mulai merabahi bagian dada tubuh-ku itu…Jilatan di daerah puting-ku, dan permainan tangannya memberikan sensasi aneh yang belum pernah kurasakan sebelum-nya..Sakit namun juga nikmat..
Dia pun menyingkap handuk-nya, sebuah kemaluan yang cukup besar ( kira-kira 16 cm ) menyembul, tapi ukuran diameter penis itu sangat mencengangkan.. Lelaki tua itu hanya tersenyum melihat rasa takut di wajah-ku..
Aku menelan ludahku melihat penisnya yang hitam itu, tanpa sadar dia menarik celana jeans-ku, beserta celana dalam-ku sekaligus..Bahkan saat itu aku tidak sempat bereaksi apa-pun… Kini kemaluan ku yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang tidak terlalu lebat itu terlihat oleh-nya..Aku segera bereaksi dengan menutupi kemaluanku dengan kedua tangan-ku..
”Kenapa ditutupin manis??,Bis di cukur ya koq bulu-nya dikit banget..”katanya sambil tertawa..Perkataan-nya membuat wajah-ku memerah, aku menyimpan kebencian yang mendalam pada pria ini, seumur hidup-ku baru kali ini aku dipermalukan… Lelaki tua yang bahkan namanya tidak kuketahui itu, menarik lengan kanan-ku..
Kumis dan jenggot-nya yang lebat itu, menambah rasa geli ku. Lelaki buncit yang mungkin sudah seumur papi-ku itu, begitu bernafsu mengerayangiku, sapuan-sapuan lidahnya diseluruh tubuh-ku, membuat sebagian tubuh-ku basah oleh ludah-nya,…
Nafas dan bau badanya yang menyengat sangat menusuk hidung-ku, namun sebuah gairah terlarang malah muncul… Tangan-nya yang begitu kasar menjarahi seluruh tubuhku, bahkan terkadang lelaki itu menampar dan menarik payudara ku, tanpa sadar aku mendesah oleh perlakuan kasar-nya padaku…
Tak lama kemudian, perhatiannya mulai tertuju pada daerah ‘V’ ku, tangan-nya yang bulat besar itu , mulai menggesek-gesek kemaluan-ku permainan-nya jauh berbeda dengan permainan teman-temanku, yang lembut namun pria ini betul-betul tidak menganggap ku manusia, permainan-nya sungguh kasar..
Dia terus mengelus-ngelus klitoris-ku, permukaan ku yang belum terlalu basah itu membuatnya menggunakan ludahnya sendiri untuk memperlancar aksinya, sungguh menjijikan, Setelah puas bermain dengan clitoris-ku, dia mulai menusuk-nusukan telunjuk-nya ke liang kewanitaan-ku, hal yang selama ini belum pernah kualami…
“Jangan pa…saya mohon” Rintih-ku memohon belas kasihan-nya..Namun bandot tua ini hanya tertawa sambil terus berusaha memasukan jarinya ke lubang-ku yang masih sempit,…Rintihan-ku sama sekali tidak membuat-nya kasihan justru malah menambah nafsunya,…
Akhirnya dia berhasil menembus benteng pertahanan-ku,..Dia semakin kesetanan, dijelajahinya seluruh ruang di dalam vagina-ku itu,..Dia semakin tak terkendali, jengutan, tamparan dan cakaran yang kulakukan sebisaku, tidak membuatnya berhenti, bahkan untuk sesaat.. Justru dia mulai menjilati dan megigiti puting susu-ku, birahi yang kurasakan semakin dahsyat..
Beberapa menit kemudian, aku hanya bisa pasrah dengan perlakuan-nya, selain tubuhku yang masih lemah karena mabuk, aku-pun mulai menikmati permainan-nya…Bahkan ada sensasi aneh yang mulai muncul dalam batin-ku…
Perasaan ingin meledak itu makin kuat, seluruh tubuhku mulai mengeras, menyadari hal ini bandot tua itu hanya tertawa, dan mempercepat aksinya…Tiba-tiba perasaan meledak itu tak tertahan-kan lagi..Otot-otot seluruh tubuh-ku mengelinjang sesaat, “Ooooooooo……………….” Erang-ku tak tertahankan lagi…Cairan cintaku meluncur deras tak tertahankan, ini adalah organsme pertama dalam hidupku, suara tawa bandot itu memenuhi ruang itu, tampak rasa kemenangan didalam tawa-nya itu…
“Katanya ga mau manis, Tapi koq ampe muncrat gitu sich, mank mem3k cina paling mantap ya…” Ejeknya..”Bajingan, puas hah??Lepasin gue..” bentak-ku, walau dengan nafas yang tersengal-sengal, bahkan tubuhku terasa sangat letih,…
Sebuah tamparan kembali mendarat di pipiku dan sebuah jengutan di rambut panjang-ku pun kini melengkapi penderitaan-ku..” Enak aja lu, gw bwlom puas nich, buruan lu sepongin gw!!!” Hardiknya, “Oral sex????” pikirku, itu sama sekali belum pernah kulakukan..
Berbagai alasan untuk menolaknya tidak berhasil membuatnya mengurungkan niat-nya..Bahkan dia malah menampar-ku beberapa kali.. Dengan air mata yang sudah turun ke-pipiku aku pun terpaksa menuruti kemauan-nya…akupun menahan rasa jijik-ku dan mulai memasukan kemaluan yang gemuk itu kemulut-ku, sungguh aku tak tahu harus berbuat apa
Beberapa menit hanya naik turun sebisa-ku, membuat kesabaran bajingan tua ini habis, dia mulai memperkosa mulut-ku, aku yang kaget dan tak siap berusaha untuk melepaskan diri, namun jenggutannya kembali membuatku menghentikan niat-ku..
Lelaki itu terus memompa mulutku, bahkan dia tidak perduli, saat terkadang sodokan-nya menyentuh kerongkongan-ku, yang membuat-ku terbatuk-batuk, dia masih saja memperkosa mulutku, tanpa memberikan sedikit pun kesempatan untuk-ku, bahkan untuk bernafas… 15 menit kemudian, aku merasakan penis-nya mengeras dalam mulut-ku,
Aku tahu dia akan segera meledak, berbagai usaha untuk melepaskan diri untuk menghindari dia meledak di mulutku gagal, dia jauh lebih kuat, dan brutal dari-ku… Dia pun meledak dimulutku, sebagian sperma-nya yang bau itu, meluncur langsung ke tenggorokan-ku, dia segera berbisik padaku “Jangan dibuang ya manis, atau lu mau gua hajar”,
Orang ini tidak pernah main-main dengan perlakataan-nya..Dengan rasa takut aku berusaha menelan seluruh sperman-nya yang bau dan kental itu,.. Bandot tua ini kembali tertawa kemenagan, wajah-nya semakin memperlihatkan ekspresi yang meremehkan-ku, tak lama dia turun ke lantai dan melebarkan kedua kaki-ku, dia kembali mengoreki vagina-ku, bahkan kali ini dia menjilatinya, sensasi dahsyat kembali muncul, aku tak sanggup untuk menahan desahan-ku,…
Hanya beberapa menit aku sanggup bertahan menghadapi sapuan lidahnya yang expert, pengalaman orang ini jauh berbeda dengan-ku,…Aku mulai menyerah pada permainan-nya, tubuhku kembali terasa ingin meledak, aku pun tak sanggup bertahan lama…
“Ooooooohhhhh….” desahku panjang, namun orang ini tidak membiarkan begitu saja, dia bahkan menutup clitoris-ku dengan jempolnya, yang membuat cairan cintaku tersumbat, kesakitan yang sangat pedih melandaku, vagina-ku terasa sangat penuh…setelah beberapa saat bajingan laknat itu baru melepaskan jempolnya, dan membiarkan cairan cintaku turun…
Aku hanya sanggup bernafas lega dengan nafas yang tersengal-sengal… Kini penis gemuk-nya yang tadi tertidur itu sudah kembali membesar ( bahkan mungkin lebih besar dari pertama tadi ), Bandot ini, tersenyum dan menciumku, aku hanya membalasnya dengan pandangan jijik, kembali tangannya menginvasi kemaluan-ku namus tak lama, sesaat sebelum dia menghantamkan kemaluan-nya, dia masih sempat mencium-ku..
“Aaaaaaaa, ampun Tuhan…….” Kemaluan itu tak dapat masuk seluruhnya, ini kemaluan terbesar yang pernah kurasakan, namun bandot tua ini tak berhenti sampai situ..Dia terus melakukan usah-usaha brutal untuk memasukan seluruh kemaluan-nya “Sempit banget sih nih perek, padahal udah basah banget” Bisaiknya, Brengsek dia bahkan masih berpikir bahwa aku pelacur murahan..
Akhirnya dengan nafsu yang tak tertahan lagi, dia menusukkan kemaluan-nya itu dalam kemaluan-ku, Jeritan yang tadi sempat tertahan dalam kerongkongan-ku tak tertahan lagi, Dengan senyum kepuasaan dia mulai mengerjaiku, goyangan-nya yang tak beraturan membuat ku menjerit kesetanan…
Belum lagi lidahnya yang terus menyapu leherku, dan permainan tangannya yang kasar kepada 2 payudara-ku membuat sensasi yang dahsyat dalam diriku, Ledakan organsme tak tertahankan, organsme-demi organsme mewarnai 20 menit bajingan ini mengerjai-ku dalam posisi standard… Bandot ini tiba-tiba menarik keluar kemaluan-nya, aku segera menutup mataku bersiap dengan semprotan air mani-nya…
Namun dia ternyata masih jauh dari itu.. Dia segera menyuruh-ku untuk menungging, kini dia ingin mengerjaiku seperti anjing…Kemaluan-nya kini kembali memasuki tubuh-ku, kali ini tidak sesulit tadi namun masih terasa sangat perih…
Sambil menarik rambut-ku dia terus menggenjotku, bahkan sesekali dia menampar bokongku..Aku kembali berorgansme untuk kesekian kalinya..Dia tak memberi kesempatan sedikitku untuk bernafas, seluruh tubuh kami sudah penuh oleh keringat…. 10 menit kemudian, kurasakan tiba-tiba penisnya mengeras, aku berusaha melepaskan diri, namun bajinagan ini malah memeluk-ku erat-erat..
Tangisku tak tertahan lagi, orang ini mau menembak dalam rahim-ku, dia pikir aku pelacur yang meminum obat anti hamil… Disertai dengan lolongan keras dia memuntahkan muatan-nya dalam rahim-ku, semburan mani-nya itu memancingku untuk kembali berorgansme kecil…Kemudian dengan perasaan tidak bersalah dia melepaskan kemaluan-nya dari vagina-ku dan berdiri, meninggalkan-ku yang menangis di ranjang..
Dia berjalan mengambil air minum, dan membuka laci meja didekatnya,..Aku melihat dia membuka sebuah Kondom, aneh sekali kondom itu, dengan duri-duri kecil di sekelilingnya…Setelah memakai kondom itu dia kembali ke arahku…
Orang ini gila pikirku, setelah menyemburkan muatan-nya dalam rahim-ku kini dia malah memakai kondom… Namun pertanyaan itu tidak membutuhkan waktu lama untuk terjawab…Dia mulai mengoreki lubang duburku, bahkan dia meludahi lubang itu..
Rasa takut menghinggapiku seketika… ” Tolong pak, saya mau menyepong bapak, atau bapak boleh menyetubuhi saya lagi…Tapi saya mohon jangan disitu” Mohonku dengan air mata yang menggenang…
”Gue udah bayar lu untuk all-in manis, gak usah takut, lu bakal belajar menyukai-nya, Ok” Jawabanya yang bernada datar, bagaikan petir di telinga-ku…Aku pun menangi sejadi-jadinya… Aku berusaha memberontak semampuku, namun tamparan demi tamparan kembali menghentikan aksi-ku,..aku hanya pasrah terkulai saat dia kembali membalik tubuhku dan kembali mengorek anus-ku, dengan menggunakan sedikit cairan vaginaku, dia mulai melancarkan aksinya untuk menyodomi ku, rintihan ku tak menyurutkan aksinya..Kembali dengan sangat brutal di mulai memperkosa anus-ku…
Sungguh perlakuan yang tak bermoral, anusku pun sedikit demi sedikit terbuka, namus rasa perih karena penggunaan lubang yang tak seharusnya itu tak hilang…Dengan seluruh tenaganya, dia berhasil juga untuk memasukan penis itu ke anusku, aku merasakan perih yang tak terkira, air mata dan darah segar dari anusku, hanya terbalas oleh tawa bandot tua itu.
Dia mulai memompa anusku dengan seluruh nafsu yang dimilikinya,..”Ooo fuck yesss….Oh my god…” desah-ku tanpa sadar, aku tak dapat menyembunyikan kenikmatan yang kurasakan lagi, dia kembali mempermainkan payudara-ku, bahkan terkadang tangan-nya mepermainkan vagina-ku, hal itu semakin menambah kenikmatan-ku,… Organsme-demi organsme kembali melanda tubuh mulusku yang letih ini…Pantatku yang putih bersih kini berwarna kemerahan akibat tamparan-tamparannya..
Tak lama kemudian dia kembali melolong panjang akhirnya dia memuntahkan amunisinya…Akupun dapat bernafas lega.. Tapi itu bukan akhir segalanya,..Aku yang tidur terlentang menghadap bandot tua itu, dengan sengaja di mencabut kondom antiknya itu di tubuh sambil menggerakannya ke wajah-ku, kini seluruh tubuh-ku tergenangi oleh cairan mani bandot itu…
Kemudian sambil tersenyum dia memoles seluruh tubuhku dengan maninya, bahkan dia memoles wajahku juga, wajahnya begitu terpauskan melihat airmataku, dan wajah-ku yang tak berdaya…Setelah puas mempermalukanku..Dia berdiri dan menuju kamar mandi,
Tak lama terdengar bunyi air, dalam keadaan masih sesengukan dan tubuh yang lemah, aku pun tertidur kelelahan… Pukul 8 pagi aku terbangun, seonggok uang 2 juta rupiah terpampang di meja rias,dengan disertai no.telp untuk menghubungi bandot tua itu lagi.
Akupun mencari tasku yang untungnya berada di meja, beserta kunci mobil-ku,Ternyata aku masih berada di Hotel yang sama dengan Club-ku semalam..Setelah mandi sebersih-bersihnya untuk mengurangi rasa letih, dan rasa sakit yang teramat sangat di duburku, bayangan-bayangan perkosaan semalam kembali muncul, disertai hasrat untuk kembali mengulanginya..
Tak lama aku melihat ranjang bekas pertarungan semalam yang masih berbau menyengat karan Peju, cairan cinta dan keringat kami semalam, bahkan sebercak darah diatasnya..Akupun segera berpakaian dengan tujuan segera lari dari mimpi buruk ini…
Tak lama aku pun meluncur pulang kembali ke kost-ku, aku pun tertidur lemas, kemalaman harinya, tanpa rasa berdosa Adhie datang ke tempatku, memberikan “Bagianku”, Dan dia mengancamku, bahkan berencana menjual-ku..
Aku pun tak kuasa untuk tidak mengiyakan-nya, demi menjaga kerahasiaan ini..Stelah dia mengambil foto-foto bugil ku untuk di jual, dia kini meminta jatah-nya.Aku tak dapat mengelak lagi dan terpaksa melayaninya..
Setelah puas di meninggalkan ku tergolek lemah di ranjang-ku sendiri.. Kini Sebulan 2 x, bahkan kadang 3 kali Adhie yang berhenti kuliah itu menghubungi-ku untuk memenuhi panggilan klien-nya..Kini aku mulai menyukai pekerjaan ini, bahkan kalau boleh memilih aku lebih menyukai pengusaha pribumi karena lebih perkasa dibanding pengusaha-pengusaha keturunan. Tamat

Berawal dari poto telanjang

Habis turun hujan di Jakarta udaranya jadiu segar aku keluar hanya memkai celana yang minim dan kaos yang ketat aku keluar di halaman depan, ada suara yang berkata Koran Koran Koran ternyata didepan ada sudah yang mengirimi majalah kabar hari ini , aku ambil dan aku baca di teras rumah sambil dudukan. Sebagai mahasiswa fakultas ekonomi aku sangat menyukai berita-berita tentang perekonomian Indonesia termasuk krisis ekonomi berkepanjangan yang tengah melanda Indonesia.

Kubolak-balik halaman-halaman surat kabar. Mataku tertumbuk pada sebuah iklan satu kolom yang cukup mencolok. “Dicari, gadis berusia 17 sampai 25 tahun. Wajah dan penampilan menarik. Bertubuh ramping. Tinggi minimal 165 cm dengan berat yang sesuai. Dapat bergaya.
Berminat untuk menjadi foto model. Peminat diharapkan datang sendiri ke * Agency, Jl. Cempaka Putih *, Jakarta Pusat.” “Aku bisa diterima apa nggak ya?” Aku bertanya dalam hati. Memang sih, kupikir-pikir aku memenuhi syarat-syarat yang diminta.
Usiaku baru menginjak 20 tahun. Tubuhku ramping dengan tinggi 170 cm, seimbang dengan ukuran dadaku yang di atas rata-rata wanita seusiaku. Wajahku cantik. Teman-temanku bilang aku perpaduan antara Desy Ratnasari dan Maudy Kusnadi.
Tapi menurutku sih mereka terlalu memujiku berlebih-lebihan. Ah, coba-coba saja aku melamar. Siapa tahu aku diterima jadi foto model. Kan lumayan buat menambah penghasilan. Aku masuk ke dalam rumah, ke kamarku.
“Pakai baju apa ya enaknya?” batinku. Ah ini saja. Kukenakan blus biru muda dan celana panjang jeans belel yang cukup ketat yang baru saja beberapa hari yang silam kubeli di Cihampelas, Bandung. Mobil Feroza yang kukendarai memasuki jalan yang disebut dalam iklan.
Ah, mana ya nomor *? Nah ini dia. Rumahnya sih cukup mentereng. Di halamannya terpampang papan nama “* Agency Photo Studio & Modelling. Menerima anggota baru.” Wah benar ini tempatnya.
Kuparkir mobilku di pinggir jalan. Di sana sudah banyak bertengger mobil-mobil lain. Aku masuk ke dalam. Astaga! Di dalam sudah banyak cewek-cewek cantik. Pasti mereka juga adalah pelamar sepertiku. Sejenak mereka memandangku ketika aku masuk.
Mungkin mereka kagum melihat kecantikan wajahku dan kemolekan tubuhku. Kucari tempat duduk yang kosong setelah sebelumnya mendaftarkan diriku di meja pendaftaran. Gila, hampir semua tempat duduk terisi.
Nah, itu dia ada satu yang kosong di sebelah seorang cewek yang cantik sekali, keturunan Indo. Wajahnya mirip Cindy Crawford. Kelihatannya ia sebaya denganku. Tapi astaga, ia memakai baju yang berdada rendah alias “you can see,” dan rok jeans mini yang cukup ketat, sehingga menampakkan pangkal payudaranya yang berukuran cukup besar. Ia nampak memandangku dan tersenyum.
Melihatnya aku menjadi minder. Wah, sainganku ini top sekali. Apakah mungkin aku terpilih menjadi foto model di sini? Satu persatu para pelamar dipanggil ke ruang pengetesan, sampai si Indo di sampingku tadi dipanggil juga. Semua pelamar yang sudah dites keluar lewat pintu lain. Akhirnya namaku dipanggil juga.
Mirna K* dipersilakan masuk ke dalam.” Aku pun masuk ke dalam dan disambut oleh seorang pria bertubuh agak gemuk. “Kenalkan aku Adit, direktur sekaligus pemilik agensi ini. Siapa nama kamu tadi? Oh ya, Mirna, nama yang bagus, sebagus orangnya.
Sekarang giliran kamu dites. Coba kamu berdiri di sana.” Aku pun menurut saja dan menuju tempat yang ditunjuk oleh Adit, di bawah lampu sorot yang cukup terang dan di depan sebuah kamera foto. “Coba kamu lihat-lihat contoh-contoh foto ini.
Pilih lima gaya di antaranya. Aku akan mengetes apakah kamu bisa bergaya. Jangan malu-malu, don’t be shy!” kata Adit sembari memberiku sebuah album foto. Aku melihat foto-foto di dalamnya. Ah ini sih seperti gaya foto model di majalah-majalah! Mudah amat! Lalu aku memilih lima gaya yang menurutku bagus. Setelah itu, jepret sana, jepret sini, lima gaya sudah aku berpose dan dipotret.
Tapi Adit belum mempersilakan aku keluar ruangan. Dia kelihatannya seperti berpikir sejenak. “Nah, sekarang, Han. Coba kamu buka kancing-kancing bagian atas blus kamu. Nggak usah malu. Biasa-biasa aja lah!” Kupikir tak apa-apa lah kali ini.
Kubuka beberapa kancing atas blusku sehingga terlihat BH yang kupakai. Mata Adit sekilas berubah saat melihat pangkal payudaraku yang montok. Lalu aku dipotret lagi dengan pose-pose yang sensual. “Nah, begitu kan yahud. Sekarang coba buka baju kamu semuanya.”
Wah! Ini sih mulai kelewatan! “Ayolah, jangan malu-malu!” Sebenarnya dalam hati aku menolak. Akan tetapi biarlah, karena aku sejak kecil selalu mengidam-idamkan ingin menjadi foto model. Dengan perlahan-lahan kutanggalkan blus dan celana panjangku.
Mata Adit tanpa berkedip memandangi tubuh mulusku yang hanya ditutupi oleh BH dan celana dalam. Aku sedikit menggigil kedinginan hanya berpakaian dalam di ruangan yang ber-AC ini. Namun Adit tidak mengindahkannya. Ia malah menyuruhku menanggalkan busana yang masih tersisa di tubuhku. Ah, gila ini! Tapi cueklah, hanya berdua ini! Lalu dengan membelakangi Adit, kulepas BH-ku.
Kusilangkan tanganku di dada menutupi payudaraku. “Han, masak kamu balik badan begitu. Bagaimana aku bisa mengetesmu.” Aku membalikkan tubuh menghadap Adit. Adit menyuruhku menurunkan tangan yang menutupi payudaraku.
Adit terpana menyaksikan payudaraku yang montok dan berisi dengan puting susunya yang tinggi menantang berwarna kecoklatan segar, tanpa tertutup oleh selembar benang pun. Aku menjadi risih pada pandangan matanya.
Adit menyuruhku melepas celana dalamku. Ia semakin melotot melihat bagian kemaluanku yang ditumbuhi oleh rambut-rambut halus yang masih tipis. Sekilas kulihat kemaluan di balik celana panjangnya menegang.
“Nah, sekarang kamu diam di situ. Akan kuukur tubuhmu, apakah memenuhi syarat”, kata Adit sambil mengambil meteran untuk menjahit. Pertama kali dia mengukur ukuran vital dadaku. Ia melingkarkan meterannya melalui payudaraku.
Dengan sengaja tangan Adit menyentil puting susuku sebelah kanan sehingga membuatku meringis kesakitan. Tapi aku diam merengut saja. “Kamu beruntung memiliki payudara yang indah seperti ini”, kata Adit sambil mencolek belahan payudaraku.
“Nah, sudah selesai sekarang.” Aku merasa lega. Akhirnya selesailah pelecehan seksual yang terpaksa kuterima ini. “Jadi saya sudah boleh keluar?” tanyaku.
“Eit! Siapa bilang kamu sudah boleh keluar?! Nanti dulu, manis!” Wah, kacau! Apa gerangan yang ia inginkan lagi? “Susan!” Adit memanggil seseorang. Seorang gadis cantik keluar dari ruangan lain, telanjang bulat.
Ya ampun, ternyata ia adalah cewek Indo yang tadi duduk di sampingku di ruang tunggu. Payudaranya yang montok bergantung indah di dadanya, seimbang dengan pinggulnya yang montok pula. Aku bertanya-tanya apa arti dari semua ini. “Nah, sekarang coba kamu lihat, Mirna. Susan ini adalah satu-satunya pelamar yang berhasil terpilih.
Mengapa? Sebab ia cocok dengan profil foto model yang saya inginkan untuk proyek kalender bugil yang akan saya edarkan di luar negeri. Kalo kamu ingin berhasil seperti Susan, kamu harus berani seperti dia, Han”, kata Adit sambil menunjuk ke arah gadis cantik yang bugil itu.
Astaga! Batinku. Aku harus dipotret bugil. Bagaimana pandangan orang-orang terhadapku nanti apabila foto-foto telanjangku sampai dilihat orang-orang banyak?! Tapi kan cuma diedarkan di luar negeri?! “Baiklah, tapi kali ini aja ya”, aku menyanggupinya.
Akhirnya aku dipotret dalam beberapa pose. Pose yang pertama, aku disuruh berbaring tertelentang dengan pose memanjang di atas ranjang, dengan membuka pahaku lebar-lebar, sehingga menampakkan kemaluanku dengan jelas.
Pose kedua, aku duduk mengangkang di tepi ranjang sementara Susan menjilati liang kemaluanku. Pose ketiga, aku dalam keadaan berdiri, sedangkan Susan dengan lidahnya yang mahir mempermainkan puting susuku.
Pose keempat, aku masih berdiri, sementara Susan berdiri di belakangku dan berbuat seolah-oleh kami berdua sedang bersenggama. Susan berperan sebagai seorang pria yang sedang menghujamkan batang kemaluannya ke dalam liang kewanitaanku, sedangkan tangannya meremas-remas kedua belah payudaraku yang indah.
Dan aku diminta memejamkan mataku, seakan-akan aku sedang terbuai oleh kenikmatan yang tiada taranya. Semua itu adalah pose-pose yang membangkitkan nafsu birahi bagi kaum pria namun amat memuakkan bagi diriku. Tiba-tiba kurasakan kedua belah payudaraku diremas-remas dengan lebih keras, bahkan lebih kasar.
Aku meronta-ronta kesakitan. Aku menoleh ke belakang. Astaga! Ternyata yang di belakangku sudah bukan Susan lagi, melainkan Adit yang sekarang tengah mempermainkan payudaraku dengan seenaknya! Entah Susan sudah ke mana perginya.
“Jangan, Pak! Jangan!” Aku memberontak-berontak sebisa-bisanya. Tapi semua itu tidak ada hasilnya. Tangan Adit lebih kuat mendekapku kencang-kencang sampai aku hampir tidak bisa bernafas. “Kamu memang benar-benar cantik, Mirna”, kata Adit sambil mencium tengkukku sementara tangannya masih terus merambah kedua bukit yang membusung di dadaku.
Tiba-tiba dengan kasar, Adit mendorongku, sehingga aku jatuh tertelentang di sofa. Melihat tubuh mulusku yang sudah tergeletak pasrah di depannya, nafas Adit memburu bagai dikejar setan. Matanya melotot seperti mau meloncat keluar melihat keindahan tubuh di depannya.
Kututup payudaraku dengan tanganku, tapi Adit menepiskannya. Betapa belahan payudaraku sangat lembut dan merangsang ketika mulut Adit mulai menjamahnya. Payudaraku yang putih bersih itu memang menggiurkan.
Mulut Adit dengan buas menjilat dan melumat bagian puncak payudaraku, lalu mengisap puting susuku bergantian, sehingga aku menggelinjang kegelian. Nafasku ikut memburu kala tangan Adit mulai merayap ke selangkanganku, meraba-raba pahaku dari pangkal sampai lutut. Lalu betisku yang mulus itu.
Aku hampir-hampir tak bisa bernafas lagi ketika mulut Adit terus mengisap dan menyedot puting susuku. Aku meronta-ronta. Tapi Adit terus mendesak dan melumat puting susuku yang runcing kemerahan itu.
Seumur hidupku, belum pernah aku diperlakukan sedemikian lupa oleh lelaki manapun, dan kini aku harus menyerahkan diriku pada Adit. Adit mencoba mendorong batang kemaluannya masuk ke dalam liang senggamaku yang sempit.
Ia sudah tak kuat lagi membendung nafsunya yang memuncak ketika batang kemaluannya bergesekan dengan liang kewanitaanku yang merah terbuka. Batang kemaluan Adit akhirnya menghujam seluruhnya ke dalam liang kenikmatanku.
Aku menjerit ketika liang kewanitaanku diterobos oleh batang kemaluan Adit yang tegang dan panjang. Betapa perih ketika “kepala meriam” itu terus masuk ke dalam liang kewanitaanku, yang belum pernah sekalipun merasakan jamahan laki-laki.
Aku mencoba memberontak sekuat tenaga lagi. Tapi apa daya, Adit lebih kuat. Lagipula aku sudah lemas, tenagaku sudah hampir habis. Terpaksa aku hanya dapat menerima dengan pasrah digagahi oleh Adit. Dan akhirnya, aku merasa tak kuat lagi.
Setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi. Aku tak sadarkan diri. Saat aku siuman, aku menyadari diriku masih tergeletak telanjang bulat di sofa dengan cairan-cairan kenikmatan yang ditembakkan dari batang kemaluan Adit berhamburan di sekujur perut dan dadaku.
Sementara kulihat ruangan itu telah kosong. Segera kukenakan pakaianku kembali dan bergegas ke luar ruangan. Kukebut Feroza-ku pulang ke rumah dan bersumpah tak akan pernah kembali lagi ke tempat terkutuk itu!

Tersedak tertelan

Kami tinggal di Denpasar, Bali. Cerita ini bermula satu setengah tahun lalu, ketika teman kuliah suamiku datang dari Jakarta bersama suaminya. Sebut saja namanya Selvi, sedangkan suaminya bernama Anton.

Usia mereka tak jauh berbeda dengan kami. Hari pertama tak ada yang terjadi alias biasa-biasa saja, namun masuk hari kedua, saya mulai mencium ada yang tak beres antara suamiku dengan mbak Selvi. Dari tatapan mereka tampaknya ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Tapi saya gak tahu. Sementara mas Anton kelihatannya cuek aja.
Malam ketiga, setelah kami pulang dari santap malam di seputaran Denpasar, saya langsung saja mohon pamit untuk segera beristirahat. Suamiku dan kedua tamu kami masih terus ngobrol. Tengah malam, saya gak tahu jam berapa, saya merasa haus sehingga bangun.
Suamiku belum ada di sampingku. Perlahan aku menuju dapur, namun begitu akan memasuki ruang tengah, ada suara-suara yang tak asing lagi di telingaku dari ruang keluarga. Saya pikir gila juga mas Edy, masa selagi ada tamu ia nonton BF dengan volume yang cukup keras.
Dengan sedikit kesal saya berniat untuk menegurnya, namun ketika tanganku baru membuka tirai pintu ruang keluarga, jantungku berdetak kaget. Suamiku memang lagi nonton BF, tapi ia tidak sendirian. Ia nonton bersama kedua tamu kami.
Dan yang membuatku kaget adalah mereka sebenarnya tidak peduli dengan film yang ada di layar TV, namun ketiganya lagi asik bercinta bareng! Mbak Selvi lagi dikeroyoki oleh suamiku dan suaminya. Kulihat suaminya dari bawah, sementara suamiku “mengerjai” mbak Selvi dari atas, maksud saya dari anus mbak Selvi.
Artinya mbak Selvi sedang di”double” penetrate oleh kedua lelaki tersebut. Napasku kian memburu, antara cemburu dan nafsu, tapi aku berusaha kendalikan diri. Suara mbak Selvi seakan mengalahkan volume TV, Ouhhhss, ***** my Ass hole!! Yeah, Edy, dig it deeper… ouhhh… harder….!!! Untuk sesaat aku gak tahu harus berbuat apa sehingga hanya terbengong aja melihat aksi mereka bertiga hingga teriakan histeris mbak Selvi yang orgamse membuyarkan lamunanku.
Bersamaan dengan itu mas Edy dan mas Anton mengakhiri pendakian mereka dengan menyemburkan mani mereka ke mulut dan tubuh mbak Selvi. Lenguhan kedua lelaki membuat saya segera berjinjit dan segera masuk kembali ke kamar tidur.
Rasa hausku hilang, namun ada semacam perasaan aneh yang tak bisa kulukiskan. Saya cemburu suamiku bercinta dengan wanita lain di depan mataku, tapi yang membuat saya bingung suami dari wanita itu juga terlibat dalam aksi seks itu, dan nampaknya mereka sangat menikmati permainan itu.
Kutunggu mungkin hampir satu jam ketika suamiku muncul di kamar kami. Saya sengaja tertidur pulas, agar mas Edy tidak mengetahui bahwa saya sebenarnya mengetahui yang baru saja mereka lakukan. Aroma parfum sabun teraa sangat segar, bertanda ia sudah membersihkan diri.
Saya sengaja membalikkan badan dan memeluknya, namun dengan perasaan yang tak bisa dilukiskan. Ingin sekali saya bertanya, namun kata-kata sepertinya terpaku dalam mulutku. Suamiku balas memelukku, mencium keningku kemudian langsung tertidur.
Ia tentu saja sangat kecapaian. Saya tidak tahu berapa jam mereka bertiga bergelut tadi. Ada perasaan jijik berada dalam pelukannya, namun aku sangat mencintainya. Kehidupan seks kami sangat baik, kami sangat terbuka untuk berdiskusi tentang apa saja mengenai hal ini, bahkan pernah sekali dua kali kami menyinggung tentang tukar pasangan, namun aku tak menanggapinya dengan serius.
Aku seorang wanita yang berhasrat seks sangat tinggi, bahkan fantasiku kadang-kadang sangat liar sehingga aku malu untuk mengatakannya pada suamiku sendiri. Namun, malam ini, di depanku sendiri, suamiku memenuhi salah satu fantasinya untuk “mengeroyok” satu wanita bersama laki-laki lain.
Dan, impian tergilanya yang hingga kini belum juga saya penuhi, yakni anal seks, terwujudkan bersama mbak Selvi. Aku bingung, apakah mbak Selvi teriak kenikmatan karena kemaluan suaminya yang bersarang di vaginanya, atau penis suamiku yang mengerjai duburnya?
Atau karena dua sensasi yang berbeda itu? Aku semakin penasaran, namun sejujurnya masih ada perasaan aneh yang tak bisa kuungkapkan. Dalam kebingunganku, aku tertidur dalam pelukan suamiku. Jam enam pagi aku bangun.
Suamiku masih terlelap. Demikian juga kedua tamu kami. Segera aku membereskan rumah, dan yang jadi prioritasku adalah ruang keluarga. Namun aku tidak menemukan suatu keganjilan apapun. Semuanya nampak seperti biasanya.
Hanya saja sebuah kepingan VCD yang berjudul “Orgy in Paradise” kutemukan di kaki buffet. Kuambil dan mencari boxnya tapi gak kutemukan. Sehingga aku taruh aja di atas player VCD dalam buffet kami. Selesai bersihkan rumah, aku segera menyiapkan sarapan pagi. Jam sudah menunjukkan pikul 07.00 tapi mereka bertiga belum juga bangun.
Aku langsung saja mandi, kemudian membangunkan suamiku. “Mas, ayo dong bangun, udah siang nih”! Dengan agak malas suamiku berusaha membuka matanya. “Udah jam berapa nih say?” Ia menanyakannya dengan senyum.
“Jam tujuh lewat” kataku langsung memberikannya handuk. “Ayo dong mandi. Ntar gak enak sama mbak Selvi dan suaminya loh” Aku berusaha berbicara dengan nada yang wajar. Mas Edy dengan berat hati melangkah menuju kamar mandi.
Jam 07.45 kami semua sudah berada di meja makan. Aku sekali lagi berusaha untuk tampil biasa-biasa saja. “Wah, sepertinya sarapan pagi ini enak sekali. Ada susu, ada telur dan orange juice! Benar-benar favorit kami di Jakarta” mbak Selvi membuka pembicaraan.
“Ah, biasa aja mbak. Maaf loh, hanya ini yang bisa kusiapkan. Maklum soalnya pagi tadi gak sempat ke pasar. Habis mana mas Edy bangun kesiangan, lagian pembantunya lagi cuti. Praktis hanya kami berdua aja”.
“Sorry sayang, aku memang bangun terlambat. Soalnya semalam kami ngobrol sampai larut malam”! mas Edy menimpali sambil tersenyum. Mbak Selvi dan suaminya juga demikian. Ada semacam rasa benci dalam hati, namun aku berusaha untuk mengendalikannya. “Mari mbak, mas, silahkan dimakan rotinya, ntar keburu dingin loh” aku mempersilahkan tamuku untuk mulai sarapan. Aku memberikan roti yang telah berisi selai kepada suamiku.
“Thanks sayang”. “Wah, beruntung Edy memiliki istri seperti Ana. Cantik dan penuh perhatian lagi!” mas Anton berujar sambil tersenyum. Aku gak tahu apa arti senyumnya, namun perasaanku mengatakan ada sesuatu yang sebenarnya ingin ia katakan.
“O ya mas, rencananya hari ini mau kemana?” tanyaku sambil menatap suamiku. “Belum tahu tuh, mungkin setelah sarapan kita diskusikan lagi. Begitu kan Anton?” mas Edy menimpali. “Kalau begitu aku mohon maaf, karena aku harus ke salon hari ini.
Jika mas mau antar mbak Selvi dan mas Anton tolong diatur agar mereka tidak kecewa. Sayang sekali karena saya gak bisa ikut dengan kalian. Soalnya sudah terlanjur janjian untuk creambath dengan salon langganan kami”. Sesaat mereka terdiam, tiba-tiba mbak Selvi menimpali “mungkin sebaiknya kita istirahat aja di rumah.
Gimana menurutmu mas? kasihan mas Edy masih capek!” kata mbak Selvi sambil melihat suaminya. “Ide yang baik. Lagian kita tidur kemalaman sih. Ntar siapa yang kuat nyetir?” mas Anton menjawab. “Gak apa-apa kok, mas Edy udah biasa”! kataku.
Namun, akhirnya mereka sepakat untuk tidak kemana-mana sehingga perasaanku semakin gak karuan. Aku mencoba untuk membuang memoriku semalam, namun semakin jelas dalam benakku episode-episode percintaan mereka semalam.
Aku pamit kepada mereka, berusaha senyum yang wajar dan meninggalkan rumah. Aku sengaja tidak membawa mobil, aku memilih memakai taksi aja. 45 menit berlalu, aku merasa semakin tidak nyaman menunggu giliranku di salon.
Akhirnya aku batalkan saja dan pulang ke rumah. Perasaanku semakin tidak karuan sehingga aku meminta sopir untuk berhenti dari jarak seratusan meter. Perlahan aku membuka pagar dan langsung menuju halaman belakang.
Rumah nampak sepi, tapi perasaanku deg degkan sekali. Dengan perlahan aku membuka pintu belang, membuka sepatu dan berjinjit masuk ke dalam. Dugaanku benar! Di ruang yang sama mereka mengulangi lagi perbuatan mereka. Kulihat suamiku sedang menjilati vagina mbak Selvi, sementara ia memberikan service mulut bagi suaminya.
Dalam keadaan siang bolong aku lebih jelas melihat aksi mereka. Aku gak tahu harus berbuat apa, tapi napasku semakin memburu. Aku kesal, marah dan ingin berteriak histeris. Akan tetapi jujur kukatakan ada gairah yang hampir meledak dalam diriku.
Aku terbawa oleh suasana. Aku memang sangat bernafsu. Dalam kebingunganku, sepatu di tanganku jatuh dan mengagetkan ketiganya. “Eh, kamu An..” suamiku kaget. “Maaf ya An, kami tak bermaksud menyakitimu.
Kami bertiga udah biasa melakukan ini semenjak kuliah dulu. Ini hanya soal seks aja, gak lebih”. Mbak Selvi mencoba untuk mencairkan suasana. Aku terdiam, duduk di sofa, di depan mereka. Sementara mereka masih tetap telanjang, tidak berusaha untuk menutupi aurat mereka.
Aku menutup mata, mau menangis, namun tak bisa. Tiba-tiba suamiku memelukku, dan mencium tengkukku. “Maaf say, sekali lagi maaf…” Aku tidak bereaksi, sampai mbak Selvi duduk di sampingku dan mulai mencium telingaku.
Aku kaget, namun suamiku segera menyumbat mulutku dengan ciumannya. Mbak Selvi gak berhenti di sana, tangannya terus bergerilya sehingga dalam sekejap rok dan kaosku sudah terbuka. Aku berusaha meronta, namun tangan-tangan mereka terlalu kuat. Aku mulai merasa sensasi yang luar biasa ketika mbak Selvi mencium dan menjilat putingku.
Aku hanya bisa berdesah kenikmatan. Pikiranku buntu, sementara kenikmatan kian menggerogoti tubuhku. Antara sadar dan tidak kurasa ada seseorang yang menarik celana dalamku dan membuka lebar kedua pahaku.
Aku lemah. Aku pasrah saja, sehingga ketika ada lidah yang bermain-main di vaginaku aku hanya bisa melenguh, mendesis dan menggigit bibirku. Aku gak tahu lidah siapa yang bermain di sana, namun kuyakin itu bukan milik suamiku.
Lambat laun aku pun mulai terbawa oleh gairahku sendiri sehingga aku sudah tidak peduli lagi dengan keadaan. Dalam dekapan tiga pasang tangan, aku orgasme beruntun. Nafasku tak beraturan, tapi aku mulai sadar.
Di selangkanganku mas Anton lagi asik dengan permainannya. Aku kaget, tapi mbak Selvi segera menarikku, menciumku dengan ganasnya. Aku gak tahu harus berbuat apa. Baru saja aku terhempas oleh puncak orgasme yang luar biasa, kini aku diserang lagi.
Aku kaget, karena tidak pernah berciuman dengan wanita, apalagi ini di depan suamiku sendiri. “Nikmati aja sayang, gunakan fantasi liarmu agar kamu bisa terpuaskan…” suamiku berbisik sambil terus meremas-remas payudaraku. Sementara di selangkanganku, ada sebuah tuntutan yang hampir meledak, ketika mas Anton mencium anusku.
Dengan lidahnya ia mempermainkan daerah sekitar duburku yang membuatku semakin terbang tinggi. Sekali-sekali ia menggigit pantatku, dan berusaha memasukkan lidahnya ke dalam anusku. Sensasinya tak bisa kulukiskan! Dalam puncak kenikmatanku, suamiku mengganti posisi mas Anton, dan dengan rakusnya dia mencium dan menjilat seluruh pantatku. Ia tak pernah seliar ini, namun aku tak berusaha untuk menahannya.
Aku sedang tenggelam dalam luapan gairah yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Sementara mbak Selvi bergantian dengan suaminya bermain dengan puting dan mulutku, suamiku mulai mencoba memasukkan jarinya kedalam anusku.
Aku kaget, namun sekali lagi aku tak kuasa menahannya. Hasratku mengalahkan logikaku. Pertama satu jari, kemuadian dua, lalu tiga. Awalnya cuma sodokan pelan, namun lama-kelamaan semakin kencang. Sementara jemarinya keluar masuk di duburku, mas Edy mencium dan menjilat klitorisku dengan ganas.
Ingin sekali aku berteriak, namun suaraku tertahan oleh ganasnya serangan mbak Selvi di mulutku. Aku terbuai dalam permainan itu, sehingga aku ikuti saja ketika suamiku membalikkanku, dengan posisi nungging ia mulai berusaha untuk menggunakan ******nya di lubang pantatku. Aku hanya pasrah, ketika pelan-pelan ******nya mulai masuk, aku merasa agak nyeri, namun rasa itu segera hilang bersamaan munculnya sensasi yang luar biasa dalam perutku.
Suamiku semakin cepat melakukan aksinya, sementara mbak Selvi berusaha memberikan rangsangan tambahan dengan mencium memekku. Ia terus menjilat, dan terus saja menjilat lendir vaginaku yang bercampur dengan ludahnya.
Aku ingin berteriak, namun sekali lagi mulutku tersumbat oleh kemaluan mas Anton. Aku begitu liar, rasioku hilang. Yang ada hanyalah tuntutan kepuasan, desakan untuk segera meledak dari dalam perutku. Akhirnya, puncak itu datang juga.
Aku merasakan multiple orgasme yang bertubi-tubi, kenikmatan yang aku ragu bisa mendapatkannya lagi. Dalam erangan puncakku, mas Anton memuntahkan laharnya dalam mulutku. Aku tersedak, sebagian tertelan.
Namun mas Anton tetap memasukkan ******nya dalam mulutku. Dengan liar aku menjilat dan membersihkan sisa maninya di situ. Belum hilang kenikmatanku, suamiku semakin gencar menyodok pantatku, dan dengan hentakan yang keras ia menumpahkan maninya dalam pantatku. Aku terdampar di pantai kenikmatan yang tak pernah kucapai.
Yang kutahu, setelah mencabut ******nya, aku mas Edy menyodorkan barangnya yang baru saja dikeluarkan dari duburku untuk kujilat. Aku gak lagi berpikir normal. Nafsu telah menguasai benakku sehingga tanpa merasa jijik aku langsung menjilat dan mengulum sisa-sisa lendir di batang kemaluan mas Edy.
Sementara itu, mbak Selvi mulai pindah dari memekku, kini lidahnya bermain-main di lubang pantatku. Ia membersihkan seluruh cairan yang ada di sana, tanpa meninggalkan bekas. Lalu, dengan sisa-sisa nafsu yang ada ia mencium bibrku, dan dengan agak memaksa ia membuka mulutku dan bermain-main dengan lidahku.
Kami terdiam, hanya saling menatap, namun yang jelas, bagiku, suatu petualangan seks telah kumulai. Bahkan dengan sekaligus tiga langkah. Analseks, berorgy dan bercinta dengan wanita. Aku menutup mata, malu, namun ada kepuasan yang tak bisa kulukiskan dengan kata-kata.

Ujung kenikmatan sex

Cerita ini terjadi kurang lebih 3 tahun yang lalu diman usiaku saat iru 35 tahun dan sudah menikah dikarunia 2 orang anak, aku hidup dari perantauan yang mengadu nasib dan belajar asal aku dari Kalimantan dan pergi ke jawa, setelah selesai dari perkuliahan aku mencoba mendaftar di perusahaan swasta dan setelahnya aku di terima diinstasi kotaku yang sekarang.

Tuntutan pekerjaan membuat aku harus beberapa kali pindah kota dan pada 5 tahun yg lalu aku sempat ditempatkan di salah satu kota di propinsi asalku di Kalimantan yg berjarak sekitar 1-1,5 jam dari kota asalku.
Pada saat itu istri dan anakku tidak ikut serta karena istriku harus bekerja dan terikat kontrak kerja yg tidak memperkenankannnya mengundurkan diri atau bermohon pindah sebelum 5 tahun masa kerjanya. Sehingga jadilah aku sendiri di sana dan tinggal di salah satu rumah orang tuaku yg mereka beli untuk investasi.
Krn kebutulan aku pindah ke sana maka aku tinggal sendiri. Rumah tersebut berada di kompleks perumahan yg cukup luas namun cenderung sepi krn kebanyakan hanya menjadi tempat investasi alternatif saja, dan kalau ada yg tinggal adalah para pendatang yg mengontrak rumah di sana. Jadi lingkungan relatif apatis di sana.
Pada beberapa kesempatan aku kadang-kadang berkunjung ke tempat nenekku yg tinggal di suatu kabupaten (sekitar 4 jam dari kota tempat aku tinggal sekarang) utk sekedar silaturahmi dengan famili di sana. Pada salah satu kunjungan saya ke sana, saya sempat bertemu dengan salah seorang yg dalam hubungan kekerabatan bisa disebut nenekku juga di rumah salah satu famili, sebetulnya bukan nenek langsung.
Persisnya ia adalah adik bungsu dari istri adik kakekku (susah ya ngurutnya). Usianya lebih tua sekitar 8-9 tahunan dariku. Profil mukanya seperti Yati Octavia (tentu Yati Octavia betulan lebih cantik), dengan kulit cenderung agak gelap, dan badannya sekarang sedikit agak gemuk.
Walaupun terhitung nenekku, ia biasanya saya panggil bibi saja krn usianya ia risih dipanggil nenek. Pertemuan tsb sebetulnya biasa saja, tapi sebetulnya ada beberapa hal yg sedikit spesial terkait pertemuan tersebut.
, saya baru tau kalau suaminya baru meninggal sekitar 1 tahunan yg lalu. Ia yg berstatus honorer di sebuah instansi pemerintah sedikit mengeluhkan kondisi kehidupannya (untung ia hidup di kota kabupaten yg kecil) dengan 2 anak perempuannya yg berusia 12 dan 8 tahun. Saat itu aku bilang akan mencoba utk membantu memperbaiki status honorernya dgn mencoba menghubungi beberapa relasi/kolegaku.
Hal spesial yg lain adalah sedikit pengalamanku di masa lalu dgn dia yg sebetulnya agak memalukan bila diingat (saat itu saya berharap ia lupa). Wkt saya masih di bangku SMA, ia dan kadang bersama famili yg lain sering berkunjung ke rumahku krn ia pernah kuliah di kota kelahiranku namun kost di tempat lain. Ia kadang2 menginap di rumahku.
Pada waktu ia nginap dengan beberapa famili yg lain, aku sering ngintip mereka mandi dan tidur. Sialnya sekali waktu, saat malam2 aku menyelinap ke kamarnya (di rumahku kamar tidur jarang di kunci), dan menyingkap kelambunya (dulu kelambu masih sering digunakan).
Saya menikmati pemandangan di mana ia tidur telentang dan dasternya tersingkap sampai keliatan celana dalam dan sedikit perutnya. Saat itu saya mencoba mengusap tumpukan vaginanya yg terbungkus celana dalam dan pahanya. Setelah beberapa kali usapan ia tiba2 terbangun dan saya pun cepat2 menyingkir keluar kamar.
Sepertinya ia sempat melihat saya, hanya saja ia tidak berteriak. Hari2 berikutnya saya selalu merasa risih bertemu dia, namun iapun bersikap seolah2 tdk terjadi apa2. Sejak saat itu saya tdk pernah coba2 lagi ngintip ia mandi dan tidur. Hal itu akhirnya seperti terlupakan setelah saya kuliah ke Jawa, ia menikah dan sayapun akhirnya menikah juga.
Inilah pertemuan saya yg pertama sejak saya kuliah meninggalkan kota kelahiran saya. Beberapa wkt kemudian pada beberapa instansi ada program perekrutan pegawai termasuk yg eks honorer termasuk pada instansi nenek mudaku tersebut.
Pada suatu pembicaraan seperti yg pernah saya singgung sebelumnya, nenek mudaku tersebut sempat minta tolong agar ia bisa diangkat sbg pegawai tetap dan akupun kasak-kusuk menemui kenalanku agar nenek mudaku tersebut dapat dialihkan status honorernya menjadi pegawai. Aku beberapa kali menelpon nenek mudaku tersebut untuk meminta beberapa data dan dokumen yg diperlukan.
Entah karena bantuan kenalanku atau bukan, akhirnya ia dinyatakan diterima sebagai pegawai. Nenek mudaku itu beberapa kali menelponku utk mengucapkan terima kasih, dan aku yg saat itu memang tulus membantunya juga ikut merasa senang.
Beberapa bulan kemudian aku mendapat telpon lagi dari nenek mudaku tersebut yang mengabarkan bhw ia akan ke kota tempatku bertugas karena ia harus mengikuti pelatihan terkait dengan pengangkatannya sebagai pegawai di salah satu balai pelatihan yang tempatnya relatif dekat dengan rumahku.
Waktu itu ia menginformasikan akan menginap di balai pelatihan tersebut namun akan berkunjung ke rumahku juga. Pada suatu hari Sabtu sore ia tiba di rumahku dengan membawa koper dan oleh2 berupa penganan khas daerahnya tinggal dan buah2an.
Ia mengatakan hari pelatihannya dimulai hari Senin namun ia takut terlambat dan akan segera ke balai pelatihan tersebut malamnya. Aku tawarkan untuk istirahat dulu dan menginap satu malam. Namun karena kekahwatiran tersebut ia menolak untuk menginap dan hanya beristirahat saja. Maka ia kutunjukkan kamar tidur yang ada di samping kamar tidurku utk istirahat sejenak.
Tidak ada kejadian apa2 sampai saat itu, dan pada malam harinya ia kuantar ke balai latihan. Namun di balai latihan tersebut suasananya masih sepi dan baru 3 orang yang melapor itupun masih keluar jalan2. Melihat keraguan untuk masuk ke balai latihan tersebut kembali aku tawarkan untuk menginap di rumah dulu dan nanti Senin pagi baru kembali.
Ia langsung menerima tawaranku sambil menambahkan komentar bahwa ia dengar balai pelatihan tersebut agak angker. Malam minggu ia menginap dan tidak ada kejadian yg spesial kecuali kami mengobrol sampai malam dan ia menyiapkan makanan/minumanku. Sampai saat itu belum terlintas apa2 dalam pikiranku.
Namun ketika ia selesai mencuci piring dan melintas di depanku yaitu antara aku dan televisi yg sedang aku tonton ia berhenti untuk melihat acara televisi sejenak. Saat itu aku melihat silhuote tubuhnya di balik daster katunnya yang agak tipis diterobos cahaya monitor televisi.
Saat itulah pikiranku mulai mengkhayalkan yang tidak2. Maklum aku jauh dari istri dan kalau ngesekspun dengan orang lain juga kadang2 (aku pernah ngeseks dengan PSK yg agak elit dan beberapa mahasiswi tapi frekuensinya jarang krn biaya tinggi).
Saat itu ia saya suruh duduk dekat saya utk nonton TV bersama2. Kami pun ngobrol ngalor ngidul sampai malam dan ia pun pamit utk tidur. Malam Seninnya juga tidak terjadi apa2 kecuali saat ngobrol sudah mulai bersifat pribadi tentang masalah-masalahnya seperti anaknya yg perlu uang sekolah dan lainnya. Aku katakan bahwa aku akan bantu sedikit keuangannya dan iapun berterima kasih berkali2 dan mengatakan sangat berhutang budi padaku.
Senin paginya ia kuantar ke balai pelatihan tersebut dan dengan membawakan kopernya saya ikut masuk ke kamarnya yang mestinya bisa untuk 6 orang. Dengan menginapnya ia di sana, maka buyarlah angan2 erotisku pd dirinya dan akupun terus ke kantorku utk kerja seperti biasa. Namun pada sore hari aku menerima telpon yang ternyata dari nenek mudaku tersebut.
Ia mengatakan bahwa agak ragu2 menginap di balai pelatihan tersebut krn ternyata semua teman2 perempuannya tidak menginap di situ, tapi di rumah familinya masing2 yg ada di kota ini sehingga di kamar yg cukup utk 6 orang itu ia tinggal sendiri kecuali jam istirahat siang baru beberapa rekan perempuannya ikut istirahat di situ.
Dgn bersemangat aku menawarkan ia menginap di rumah lagi sambil melontarkan kekhawatiranku kalau ia sendiri di situ (sekedar akting). Ia terima tawaranku dan aku berjanji akan menjemput dia sepulang kantor. Akhirnya iapun menginap di rumahku dan rencananya akan sampai sebulan sampai pelatihan selesai.
Angan2ku kembali melambung namun aku masih tdk berani apa2 mengingat penampilannya yg sdh sangat keibuan, kedudukannya dalam kekerabatan kami yg terhitung nenek saya, dan sehari2nya kalau keluar rumah pakai kerudung (tapi bukan jilbab).
Aku betul2 memeras otak namun tdk pernah ketemu bagaimana cara bisa menyetubuhinya tanpa ada resiko penolakan. Aku sedikit melakukan pendekatan yg halus. Sekedar utk memberi perhatian dan sedikit akal bulus sempat aku belikan ia baju dan daster.
Utk daster aku pilihkan ia yg cenderung tipis dan model you can see. Hampir setiap malam ia aku ajak keluar makan malam atau belanja (walupun pernah ia sekali menolak dgn alasan capek). Kalau ada kesempatan aku kadang2 mendempetkan badanku ke badannya bila lagi jalan kaki bersama atau duduk makan berdua di rumah makan.
Aku juga sering keluar kamar mandi (kamar mandi di rumahku ada di luar kamar tidur) dgn hanya melilitkan handuk di badan. Selain itu aku juga kadang menyapa dan memujinyaa sambil memegang salah satu atau kedua pundaknya bila ia memasak sarapan pagi di dapur. Dari semua itu saya belum bisa menangkap apakah responnya positif terhadap aku.
Dan setelah hampir 1 minggu, yaitu pada hari Sabtu pagi iapun pamit pulang ke kotanya untuk menengok anaknya yg agak sakit dan akan kembali minggu malamnya. Iapun pulang dan aku yg sendirian di rumah akhirnya juga keluar kota ke kota kelahiranku yg jaraknya cuma 1 jam dr kota tinggalku utk main2 dgn teman2 masa SMAku serta silaturahmi ke rumah orang tuaku.
Saat bertemu teman2 lamaku aku agak banyak minum bir dan waktu tidurku agak kurang. Sore menjelang Maghirib akupun pulang ke kota di mana aku tinggal, terlintas sebuah rencana utk menggauli nenek mudaku yg saya perkirakan akan lebih duluan sampai di rumahku (ia kukasihkan kunci duplikat rumah utk antisipasi seandainya aku tdk ada dirumah bila ia datang). Sayapun sampai di rumah dan memang benar ia sudah ada di rumah.
Ia bertanya kepadaku kenapa aku pucat dan keringatan dan saat ia pegang dahi dan tanganku ia bilang agak hangat (mugkin krn pengaruh begadang). Aku hanya berkomentar bhw aku mau cerita tapi tdk enak dan minta agar malam ini makan malam di rumah saja krn aku tdk enak badan. Ia tdk keberatan dan tanya aku mau makan apa, aku bilang aku cuma mau makan indomie telur dan iapun setuju. Seperti kebiasaannya ia selalu buatkan aku kopi dan teh utk dirinya, tak terkecuali malam itu.
Melihat aku masih pucat ia menawarkan obat flu tapi aku bilang aku tdk flu dan tdk bisa cerita sambil pergi dengan pura2 sempoyongan ke kamarku dan bilang aku mau istirahat. Aku masuk kamar dan membuka baju dan berbaring di tempat tidur dgn hanya pakai celana pendek.
Iapun menyusulku ke kamarku dan dgn iba bertanya kenapa dan apa yg bisa ia bantu. Dalam hatiku aku mulai tersenyum dan mulai melihat suatu peluang. Ia bahkan menawarkan utk memijat atau mengerik punggungku, tapi aku mau langsung ke sasaran saja dengan mempersiapkan sebuah cerita rekayasa.
Akhirnya aku menatap ia dan menanyakan apakah ia mau tau kenapa aku begini dan mau menolong saya. Ia segera menjawab bahwa ia akan senang sekali bisa menolong saya krn saya sudah banyak membantunya. Iapun kusuruh duduk di tempat tidur dan dengan memasang mimik serius dan memelas sambil memegang salah satu tangannya akupun bercerita.
Aku karang cerita bhw aku baru saja kumpul2 sama teman2ku waktu ke luar kota tadi sore. Terus ada salah satu temanku yg bawa obat perangsang yg aku kira adalah obat suplemen penyegar badan. Karena tdk tau, obat itu aku minum dan skrg efeknya jadi begini di mana aku kepingin ML dgn perempuan. Aku karang cerita bhw bila tdk tersalur itu akan membahayakan kesehatanku sementara istriku tdk ada di sini. Aku juga mengarang cerita bhw aku sudah mengupayakan onani tapi tdk berhasil dan tdk mungkin aku mencari PSK krn tdk biasa.
Aku katakan bhw dgn terpaksa dan berat hati aku mengajak ia bersedia utk ML denganku utk kepentingan kesehatanku. Mendengar ceritaku ia terdiam dan menundukkan wajahnya, tapi salah satu tangannya tetap kupegang sambil kubelai dengan lembut. Melihat itu, aku lanjutkan dgn berkata bhw kalau ia tdk bersedia agar tdk usah memaksakan diri dan aku mohon maaf dgn sikapku krn ini pengaruh obat perangsang yg terminum olehku.
Selain itu kusampaikan bahwa biarlah kutanggung akibat kesalahan minum obat tersebut dan aku katakan lagi bhw aku sadar kalau permintaanku itu tdk pantas tapi aku tdk bisa melihat jalan keluar lain sambil minta ia memikirkan solusi selain yg kutawarkan. Ia tetap diam, namun kurasakan bhw nafasnya mulai memburu dan dengan lirih ia berkata apa aku benar2 mau ML sama dia padahal ia merasa ia sudah agak tua, tdk terlalu cantik, agak sedikit gemuk dan berasal dari kampung.
Aku jawab bahwa ia masih menarik, namun yg penting aku harus menyalurkan hasratku. Ia diam lagi dan aku duduk dikasur sambil tanganku merangkul dan membelai pundaknya yg terbuka karena dasternya model you can see.
Kulitnya terasa masih halus dan sedikit kuremas pundaknya yg agak lunak dagingnya. Mukanya pucat dan bersemu merah berganti2, ia juga terlihat gelisah. Sedikit lama situasi seperti itu terjadi tapi aku tdk tau entah berapa lama, sampai aku mengulang pertanyaanku kembali (walaupun aku sudah yakin ia tdk akan menolak) dan akhirnya ada suara pelan dan lirih dari mulutnya.
Aku tdk tau apa yg ia katakan tapi instingku mengatakan itu tanda persetujuan dan dengan pelan aku dekatkan mukaku ke wajahnya. Mula2 aku cium dahinya, setelah itu mulutku menuju pipinya. Ia hanya memejamkan mata, namun gerakan wajahnya yg sedikit maju sudah menjadi isyarat bhw ia tdk keberatan.
Sedikit lama aku mencium kedua pipinya dan aku sejenak mencium hidungnya (di situ kurasakan desah nafasnya agak memburu) lalu akhirnya aku mencium bibirnya yg sudah agak terbuka sejak tadi. Sambil melakukan itu kedua tanganku juga beraksi dengan halus. Tangan kananku merangkulnya melewati belakang kepalanya kadang di bahu kanannya dan kadang di tengkuknya di belakang rambutnya yg terurai.
Sedang tangan kiriku merangkul punggungnya dan mengusap paha kanannya secara bergantian. Ciuman bibir mulai kuintensifkan dengan memasukan lidahku ke mulutnya. Ia gelagapan namun tangan kananku memegang tengkuknya untuk meredam gerakan kepalanya. Ternyata ia tidak biasa dicium dgn memasukan lidah ke mulut yg kelak baru saya ketahui belakangan..
Tangan kiriku terus bergerilya, aku menarik bagian bawah dasternya yg ia duduki agar tangan kiriku bisa masuk ke sela2 antara daster dan punggungnya. Berhasil, tanganku mengusap punggungnya yg halus namun masih kurasakan tali BH nya di situ. Dengan pelan2 kubuka tali BH nya. Terasa ada sedikit perlawanan dari dia dengan menggerak2an punggungnya sedikit. Iapun hampir melepaskan mulutnya dari mulutku.
Namun bibirku terus mengunci bibirnnya dan tugas tangan kiriku membuka pengait BH nya dibelakan sudah terlaksana. Tangan kananku langsung berpindah dengan menyelinap di balik daster bagian depan dan menuju BH nya yg sudah terbuka. Aku biarkan BH tsb dan tangan kananku menyelinap di antara BH dan payudaranya.
Aku elus2 dan cubit2 pelan payudara di sekitar putingnya beberapa saat sebelum akhirnya menuju puting sampai akhirnya payudara yang memang sudah tidak terlalu kencang tapi cukup besar itu kuremas2 bergantian kiri dan kanan. Saat itu mulutnya menggigit bibirku, aku terkaget2, dan dengan cepat kutanggalkan daster dan BHnya dan ia kutelentangkan dikasurku. Ia rebah di kasurku dengan hanya mengenakan celana dalam yg sudah tua dan sedikit lubangnya di bagian selangkangannya. Aku langsung menggumulinya dengan mulutku langsung menuju mulutnya.
Ia sempat melenguhkan suara yg sepertinya menyebut namaku. Aku tidak peduli. Mulutku bergeser ke lehernya dan kudengar ia berkata dgn tidak jelas …. ?aduh kenapa kita jadi begini??. Aku tdk peduli dan mulutkupun bergeser ke payudaranya secara bergantion.
Akhirnya suaranya yg awalnya seperti keberatan menjadi berganti dengan lenguhan dan desahan yg lirih. Aku bangkit dr badannya sejenak utk melepaskan celanaku sampai akupun telanjang bulat. Kulihat ia sedikit kaget dan matanya terbuka melihatku seolah2 tak rela aku melepaskan tubuhnya. Namun secepat kilat setelah aku telanjang bulat aku kembali menggumulinya dan melumat bibirnya habis2an.
Kedua tanganku merangkulnya dengan memegang erat bahu dan belakang kepalanya. Kupeluk ia erat2 dan iapun membalas ciuman bibirku dengan hangat bahkan liar. Matanya terpejam dan kedua tangannyapun memeluk diriku dan kadang megusap punggungku. Mulutku beralih ke payudaranya. Sekarang aku baru bisa melihat jelas bentuk payudara dan tubuhnya yg lain.
Memang bukan bentuk yg ideal sebagaimana umumnya diceritakan di cerita2 saru lainnya. Payudaranya memang besar (aku tidak tau ukurannya) tapi sedikit turun dan tdk kencang. Tubuhnya masih proporsional walaupun cenderung gemuk dengan adanya lipatan2 lemak di pinggangnya dan perut yg kendur karena bekas melahirkan (mungkin), namun kulitnya begitu halus.
Mulutku lalu melumat puting payudaranya yg kiri dan tangan kiriku meremas payudara yg kanan. Sedang tangan kananku bergerilya ke selangkangannya dan mengusap2 bagian yg masih terbungkus celana dalam tersebut. Jari2 tanganku menemukan lubang pada robekan celana dalamnya yg sudah tua sehingga jari2ku tsb bisa mengakses ke bagian selangkangannya yang mulai lembab pd rambutnya yg kurasakan cukup lebat.
Jari2 kananku memainkan klitorisnya dan kadang2 kumasukkan ke dalam lubangnya sambil menggesaek2annya. Kurasakan desahan dan lenguhannya sedikit lebih keras menceracau. Sekilas kulihat kepalanya bergoyang ke kiri dan ke kanan dengan pelan tapi mulai liar.
Tangan kirinya dia angkat sehingga jarinya ada didekat telinga kirinya sambil meremas2 seprai dan ujung bantal tidak karuan. Tangan kanannya mengusap kepala dan menarik2 rambutku. Akupun mulai tdk bisa menahan diri lagi karena penisku sudah berdiri tegak sejak tadi. Ukuran penisku biasa2 saja (sebetulnya aku agak heran dgn ceritaa erotis yg bilang sampai 20 cm, aku tdk pernah mengukur sendiri).
Kutarik celana dalamnya sampai lepas. Kemudian aku melepaskan tubuhnya dan mengambil posisi di antara dua pahanya. Waktu kulepas tubuhnya sejenak tadi ia sempat tersetak dan matanya terbuka seolah2 bertanya kenapa. Tapi begitu melihat aku sudah dalam posisi siap mengeksekusi dirinya iapun mulai memejamkan matanya lagi.
Sambil kuremas2 payudaranya sebelum memasukan rudalku ke liangnya aku sedikit berbasa basi dan menanyakan apa ia ikhlas aku setubuhi malam ini. Dengan lirih ia mempersilakan dan bibirnya sedikit tersenyum. Kedua tangannya menarik badanku dan akupun mulai memasukkan penisku ke lubangnya. Walaupun sudah lembab dan ia pernah melahirkan, ternayata aku tdk bisa langsunga memasukkan penisku.
Sampai2 tangan wanita yg telah lama menjanda dan kehidupan sehari2nya begitu kolot ini ikut membantu mengarahkan rudalku ke lubangnya. Rupanya nafsunya sudah membuat ia terlupa. Di luar terdengar hujan mulai turun dengan lebat menambah liarnya suasana di kamarku dan pintu kamarku masih terbuka krn aku yakin tdk ada siapa2 lagi di rumah tipe 60 milik orang tuaku ini.
Ujung rudalku mencoba merangsek kelubangnya scr pelan2 dgn gerakan maju mundur dan kadang2 berputar di area mulut lubangnya. Tidak terlalu lama rudalku mulai menembus liang senggamanya. Kepalanya bergerak ke kiri dan kanan. Matanya merem dan kadang setengah terbuka. Tangannya ke sana kemari kadang meremas seprai dan ujung bantal, kadang meremas rambutku dan kadang mengusap punggung dan bahkan mencakar punggung atau dadaku.
Pinggulnya kadang menyentak maju menuju rudalku seolah2 sangat ingin agar rudalku segera masuk. Akhirnya rudalku yg sudah masuk sepertiganya ke liang senggamanya kucabut tiba2. Terlihat ia kaget dan membuka matanya. Ia memanggil namaku dengan suara yg sudah dikuasai birahi dan bertanya ada apa.
Namun sebelum selesai pertanyaannya aku langsung dengan cepat dan sedikit tekanan menghujamkan rudalku ke liangnya yg walaupun sedikit seret tapi akhirnya bisa masuk seluruhnya ke dalam lubangnya dan aku memeluknya dengan mukaku begitu dekat dengan mukanya sambil menatap wajahnya yg penuh kepasrahan namun juga dikuasai birahi yg kuat. Ia tersentak dan melenguh keras ………….. aaaaaaaahh …. sejenak aku mendiamkannya dengan posisi seperti itu. Ia mencoba menggerakkan pinggulnya maju dan mundur dengan ruang gerak yg terbatas.
Aku pun mulai menggerakkan pinggulku ke belakang dan ke depan dengan gerakan pelan tapi pasti. Tanganku mulai mempermainkan kedua payudaranya dengan liar. Ia menceracau dan terus mendesah dan pinggulnya mencoba utk membawa diriku menggoyangnya lebih cepat lagi. Entah beberapa kali namaku ia sebut.
Ia juga menceracau ia sayang dan mencintaiku. Dan aku yg sudah terbawa gelombang birahipun tidak memanggil ia ?bibi? lagi (ia sebetulnya terhitung nenekku, namun krn usianya tdk terlalu tua maka ia sering dipanggil bibi).
Ya … dalam keadaan birahi tsb aku juga kadang menceracau memanggil namanya saja. Seperti tdk ada perbedaan usia dan kedudukan di antara kami. Entah berapa lama aku menggoyangnya dengan gerakan yang sedang2 saja, tiba2 kedua tangannya merangkul tubuhku utk lebih merapat dengan dia.
Aku pun melepaskan payudaranya dan juga akan merangkul tubuhnya. Kurasakan betapa lunak dan empuk tubuhnya yg agak gemuk dan memang sudah tidak terlalu sexy itu ketika kudekap.
Semua bagian tubuhnya tidak ada yg kencang lagi. Namun kelunakan tubuhnya dan kehalusan kulitnya ditambah pertemuan dan gesekan antara kulit dadaku dgn kedua payudaranya membawa sensasi yg luar biasa bagi diriku. Irama gerakan pinggulku dan pinggulnya tetap stabil. Tiba2 ia mendesah dengan suara yg agak berbeda dan kedua matanya memejam rapat2. Ia mempererat dekapannya dan mengangkat pinggulnya agar selangkangannya lebih rapat dengan selangkanganku.
Setelah itu kedua kakinya mencoba mengkait kedua kakiku. Gerakan bibir dan raut mukanya menunjukan kelelahan tercampur dengan kenikmatan yg amat sangat. Rupanya ia sudah orgasme. Ia membuka matanya dan wajahnya ia dekatkan ke wajahku sambil bibirnya terbuka dan memperlihatkan isyarat utk minta aku cium.
Bibirkupun menyambar bibirnya dan saling melumat. Ketika lidahku masuk kemulutnya, ternyata ia sudah bisa mengimbangi walaupun dengan terengah2. Terbayang reaksinya waktu orgasme tadi maka gairahku menjadi meningkat. Walaupun tau ia sudah orgasme beberapa saat setelah itu aku mulai meningkatkan kecepatan irama gerakan pinggulku utk membawa rudalku menghujam2 liang senggamanya.
Walaupun sambil berciuman aku tetap mempercepat gerakan pinggulku. Awalnya pinggulnya mencoba mengikuti gerakan pinggulku. Namun tiba2 ia melepaskan mulutku dan kepalanya bergerak kekiri dan diam dengan posisi miring ke kiri sehingga aku hanya bisa mencium pipi kanannya. Matanya merem melek.
Dekapan tangannya ketubuhkupun ia lepaskan dan ia angkat ke atas sehingga jari2 kedua tangannya hanya meremas2 seprai di atas kepalanya. Kedua kakinya berubah gerakan menjadi mengangkang dengan seluas2nya. Aku jadi mempecepat gerakan pinggulku. Bahkan gerakan rudalku menjadi lebih ganas yaitu saat aku memundurkan pinggulku maka rudal keluar seluruhnya sampai di depan mulut liang senggamanya namun secepat kilat masuk lagi ke dalam lubangnya dan begitu seterusnya namun tdk pernah meleset.
Tangan kiriku kembali meraba payu daranya dan kadang2 ke klitorisnya. Ia menceracau dan kali ini tidak menyebut namaku namun berkali bilang ?aduh …. ampun … sayang …? atau ?kasian aku sayang? dan bahkan ia bilang sudah tidak tahan lagi. Namun aku tau ia terbawa kenikmatan yg luar biasa yang sekian tahun tidak pernah ia rasakan.
Malam dingin dan AC di kamarku tdk bisa menahan keluarnya keringat di tubuh kami. Tiba2 kembali ia melenguh, kali ini lebih keras dan mulutnya maju mencari bibirku. Ya, ia kembali orgasme. Aku tidak menghiraukan mulutnya namun lebih berkosentrasi utk mempercepat gerakan pantatku sambil aku putar. Putus asa ia mencoba mencium bibirku ia rebah kembali, namun pd saat itu akupun mencapai puncaknya dan rudalku menyemburkan sperma yang banyak ke liang senggamanya.
Sementara liang senggamanya berdenyut menerima sperma hangatku. Aku terkulai di atas tubuhnya dengan rudalku masih di dalam liang senggamanya. Kami berpelkan dgn sangat erat seolah2 tubuh kami ingin menjadi satu. Kami berciuman dan saling membelai. Berkali2 kami saling mengucapkan sayang. Iapun mengungkapkan betapa bahagianya ia krn selain bisa menolongku menyalurkan libidoku, juga ia merasa terpuaskan kebutuhan yang tdk pernah ia rasakan sekian tahu.
Apalagi ketika setelah itu ia semapat bercerita betapa almarhum suaminya begitu kolot dalam bercinta dan sekedar mengeluarkan sperma saja. Ia baru tau bahwa bercinta dengan laki2 dapat lebih nikmat dibanding yg pernah ia rasakan. Kami tertidur sambil berpelukan. Paginya ketika terbangun jam 8 pagi kami bercinta lagi dengan sebelumnya menelpon ke tempat diklatnya utk memberitahukan bahwa ia tdk enak badan. Ia adalah tipe wanina yg juga agak kolot. Beberapa variasi ia lakukan dgn kikuk.
Ia sering tdk bersedia bila vaginanya aku oral dgn alasan tdk sampai hati melihat aku yg banyak menolongnya mengoral vaginanya. Tapi ia mau mengoral penisku kadang2. Biasanya ia mau kalau ia sudah tdk bisa mengimbangi permainanku sedang aku masih mau bercinta. Selama sebulan ia tinggal di rumahku dan kami sudah seperti suami istri …. bahkan percintaan kami sering lebih panas. 2 hari setelah percintaan kami yg pertama aku malah sempat mengantar ia ke dokter utk pasang spiral agar tdk terjadi hal2 yg tdk diinginkan.
Hal yg kusuka darinya adalah ia ternyata pandai menyembunyikan hubungan kami. Jadi bila ada tamu atau famili datang ke rumahku, sikap kami biasa2 saja. Memang aku sempat mendoktrin dia bhw hubungan kami ini adalah hubungan terlarang, namun krn awalnya menolongku maka tdk apa2 dilanjutkan krn ia harus mengerti dgn kebutuhanku sbg laki2 drpd aku kena penyakit bercinta di luaran maka ia tdk perlu tanggung2 menolongku.
Selain itu hal yg kusukai dr dia adalah sikapnya yg berbakti kepadaku bila kami berdua saja. Hampir semua permintaanku mau ia terima selama ia anggap permainan normal. Ia bilang itu ia lakukan krn aku banyak menolongnya. Kadang2 aku memutarkan kaset video BF utk memperlihatkan beberapa variasi padanya. Aku bahkan sempat melakukan penetrasi di anusnya.
Sebetulnya kesediaannya utk disodomi itu dilakukan dgn terpaksa krn pd saat kami melakukan foreplay ternyata ia menstruasi. Melihat aku sudah di puncak birahi ia mencoba melakukannya dengan tangan dan mulut tapi tdk berhasil krn ia mmg tdk terlalu lihay. Akhirnya dengan dibantu hand body cream maka anusnya lah yg jadi sasaranku.
Sebetulnya aku kasian juga melihat ia menitikan airmata waktu aku mulai menusukan rudalku ke anusnya. Tapi karena aku sudah berada di ujung kenikmatan maka aku tetap melakukannya. Krn di rumah hanya kami berdua maka kami melakukannya di mana saja, bisa di kamar mandi, bisa di depan TV, dan lainnya.
Hal yg paling mengesankan adalah suatu hari pada saat saya pulang jam istirahat siang, ternyata iapun baru pulang juga utk istirahat di rumah krn ada informasi instrukturnya akan datang terlambat sekitar setengah atau satu jam. Mendengar penyampaiannya itu aku langsung mutup pintu rumah dan menyergapnya.
Aku baringkan ia di atas hambal di ruang tengah depan TV. Ia gelagapan dan berteriak2 senang sambil berpura2 protes. Aku hanya menurunkan celana tidak sampai lepas dan iapun cuma kusingkapkan rok panjangnya dan melepaskan celana dalamnya. Baju PNS nya hanya kubuka kancingnya dan menarik BHnya ke atas.
Kerudungnya aku biarkan terpasang. Sehingga kamu bercinta dgn tdk sepenuhnya telanjang. Mungkin krn agak tegang permainan kami menjadi lebih lama dr permainan biasanya. Akhirnya kami istirahat di rumah dengan hanya makan nasi dan telur dadar krn waktu istirahat tersita utk bercinta. Pada saat ia kembali ke kotanya kami masih berhubungan sebulan 3-4 kali dalam sebulan. Namun setelah aku pindah ke kota lain hubungan kami jadi sangat jarang.
Terakhir ia menikah lagi dengan seorang duda yang usianya 7 tahun lebih tua dari dia. Itupun ia terima setelah aku yg mendorong utk menerimanya wkt ia menceritakan bhw ada orang yg mau melamarnya. Demikianlah ceritaku.
Sebetulnya sampai saat ia bersuamipun aku tau kalau aku datang kepada dirinya dan ia punya waktu maka ia akan bersedia melayaniku. Hanya aku tdk mau mengambil resiko yg lebih tinggi.

Zafira birahi mu mengagumkan

kali ini menceritakan pengalaman sexs pribadi dari seorang pegawai instansi yang melakukan perseligkuhannya dengan rekan kerja wanita berjilbanya. Cerita dewasa ini langsung dikirim di web Butuhsex ini oleh sumber penulisnya para maniak sek. Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Sebelum memulai ceritaku perkenalkan namaku Rosit, aku bekerja sebagai karyawan sebuah Instansi yang mendapat tugas sebagai penanggung jawab IT di tempatku bekerja. Kisah ini terjadi pada tahun 1995 yaitu antara aku dan rekan kerjaku. Ia wanita yang berjilbab, lambat laun karena kita sering bertemu dan ngobrol bersama, akhirnyapun tanpa dapat kami hindari kami menjadi sepasang kekasih yang terlarang.
Dia bernama Zafira, berusia 27 tahun, bersuami dan mempunyai seorang putri yang berusia 3 tahun. Wajahnya manis khas orang jawa dengan tubuh yang berbalut baju longgar dan berjilbab lebar. Tutur katanya halus , lembut dan kalem membuat lawan bicaranya betah berlama-lama ngobrol dengannya. Walalupun Zafira selalu menjaga pandangan matanya apabila dia bicara dengan lawan bicaranya, terlebih kalau lawan bicaranya adalah kaum lelaki. Dia adalah rekan kerjaku yang baru ditempatkan di tempatku bekerja di kota Jatinangor sedangkankan rumahnya di Bandung bersama orangtuanya sehingga putrinya yang lucu tersebut diasuh oleh neneknya apabila dia bekerja, dan suaminyapun kerja di Bandung sebagai seorang konsultan konstruksi.
Awalnya perkenalan kami hanya sebatas rekan kerja dan aku tak berani macam-macam padanya karena dari jilbab yang dia gunakan menunjukkan bahwa Zafira adalah seorang wanita solehah yang sangat menjaga kehormatan dirinya. Sebenarnya akupun dari Bandung dan keluargaku ada di Bandung, tapi aku lebih sering tidur di kantor karena malas kalau harus tiap hari pulang pergi Bandung- Jatinangor.
Pada bulan pertama Zafira bekerja masih menggunakan angkutan umum baik itu mikrolet ataupun bus untuk pulang pergi Bandung- Jatinangor. sehingga ia mempunyai beberapa kenalan yang bekerja di tempat lain tapi masih di Jatinangor dan rumah di Bandung sehingga Fitria dan beberapa temannya ikut menumpang kepada salah seorang temannya yang memiliki kendaraan pribadi dengan biaya bensin dibayar patungan. Berhubung tempat kerja teman-temannya itu berbeda sehingga waktu pulangnya tidak bersamaan kebetulan di tempat kami waktu pulangnya adalah jam 2 siang sedangkan waktu pulang teman-temannya adalah jam 4 dan bahkan sampai jam ) 04.30 sore, maka Diapun harus menunggu di kantor kami selama satu atau satu setengah jam sampai teman-temannya menjemputnya pulang bersama.
Inilah Awal cerita itu bermula. Sambil menunggu teman-temannya datang menjemput biasanya aku temani Zafira sambil ngobrol ngalor ngidul mengisi waktu di sebuah ruangan yang biasa digunakan untuk rapat karyawan. Karena posisi jendela menghadap ke jalan raya sehingga jika teman-temannya datang dan membunyikan klakson mobil kami mengetahuinya. Ruangan rapat ini letaknya bersebelahan dengan ruangan kerjaku dan dari ruangan kerjaku ini ada pintu yang menghubungkan ke ruangan rapat. Isi obrolan biasanya adalah menceritakan kebahagiaan rumah tangga masing-masing, betapa dia sangat mencintai suami dan anaknya, demikian pula aku yang telah memiliki dua anak laki-laki yang lucu-lucu. Tak jarang sambil menunggu teman-temannya Zafira menemaniku di ruang kerjaku ketika aku menyelesaikan tugas-tugasku.
Pada suatu hari Zafira mengatakan bahwa suaminya ditugaskan di daerah Balikpapan, sehingga dimulailah hari-hari tanpa kehadiran suami di rumah. Tapi selama itu belum terjadi apa-apa diantara kami. Dan aku masih setia menemaninya menunggu teman-temannya datang menjemput. Dan isi obrolan sudah bertambah dengan kerinduannya terhadap kehangatan pelukan suami pada saat kesendiriannya dimalam hari dan gairah dalam dirinya sedang muncul, tapi semua itu tetap Zafira sampaikan dalam bahasa yang santun, tidak binal apalagi menggoda. Dan semua kerinduan dan kegairahan dia tumpahkan pada suaminya setiap suaminya pulang sebulan sekali.
Ketika kami sedang menunggu jemputan, Zafira bercerita bahwa teman seperjalanannya sudah berani berbicara yang isinya nyerempet-nyerempet ke arah yang berbau sex, misalnya menanyakan bagaimana menyalurkan kebutuhan biologisnya pada saat suaminya tidak ada, dan kadang-kadang dia suka cerita tentang ketidak puasan terhadap istrinya dan obrolan-obrolan lain kadang-kadang berisi rayuan, tapi masih dalam sebatas ucapan tidak dalam tindakan yang kurang ajar. Hal ini dilakukan jika mereka hanya berdua sedangkan yang lain tidak ikut. Dan Zafra meminta pendapatku apa yang harus dilakukan. Kubilang “ ngga usah ditanggapi atau alihkan saja topik pembicaraan, nanti juga dia akan mengerti bahwa kamu tidak terpancing oleh obrolannya dan selama dia masih bertingkahlaku wajar tidak perlu dihentikan “, ini kesempatan pulang bareng. Zafira menerima saranku.
Dari kejadian itu Fitria sering tukar pendapat dengan dalam berbagai hal dan dia merasa cocok ngobrol denganku, bahkan akhirnya dia sering juga cerita hal-hal pribadi rumah tangganya yang seharusnya tidak dia ceritakan ke orang lain dan akupun melakukan hal yang sama. Sehingga akhirnya kami menjadi semakin dekat dan dalam diriku muncul kerinduan pada Zafira jika sehari saja tidak bertemu dengannya dan hal ini secara iseng pernah aku katakan padanya dan diapun menjawab bahwa diapun merasakan hal yang sama sehingga dia berkata padaku apakah yang dia rasakan ini salah. Dan aku meyakinkan padanya bahwa yang kami rasakan itu adalah rasa persahabatan yang semakin akrab dan suatu hal yang wajar jika diantara sahabat yang akrab muncul rasa rindu yang mendalam jika tidak bertemu dan Zafirapun menyetujui perkataankua.
Pada suatu hari, Ketika aku sedang mengerjakan tugas-tugas yang harus aku selesaikan di komputer, sambil menunggu teman-temannya datang, Fitria bertanya padaku,
“ Sit, isi komputermu apa saja sih ? pasti banyak hal-hal yang berbau porno yach?” ujarnya kepadaku.
“Biasa lah laki-laki…” jawabku kepadanya.
Zafirapun tidak bertanya lebih lanjut.
“ Sebenarnya ya fit, aku tidak begitu suka dengan gambar-gambar porno, aku lebih suka dengan cerita-cerita dewasa yang banyak terdapat di internet, bagiku menbaca cerita lebih cepat terangsang dibandingkan dengan melihat gambar gambar atau menonton film porno. Aku biasa mendownload cerita-cerita porno dari internet kemudian aku cetak dan aku baca di malam hari pada saat aku jauh dari istriku. Dengan demikian berahiku akan tersalurkan.” Ujarku kepada zafira.
Zafira memandangku dengan pandangan menyelidik dan berkomentar
“ Wahhh… yang benar aja kamu sit ??hahaha “,jawabnya ambil tertawa.
“ Sumpah deh fir ....wkwkwkwk ” jawabku sambil tertawa juga.
Lalu kuambil sebuah cerita yang sudak kucetak rapih mirip sebuah novel dengan isi cerita yang tidak vulgar tetapi isinya sangat menghanyutkan dan sangat merangsangku sehingga aku tak bosan-bosan membacanya. Dan kuserahkan padanya sambil berkata,
“Kalau tak percaya…, nich baca ! tapi jangan dibaca disini, bahaya ntar, hhe... bawa pulang aja dan baca di rumah malam-malam sambil tiduran membayangkan suamimu” ujarku kepadanya.
Dengan ragu dia memandangku...
“Ayo… ambil aja, nggak ada yang tahu ini…lagi pula ini khan hanya bacaan dan nggak ada gambarnya pula..” ujarku sambil menyerahkan cerita dewasa itu.
Akhirnya dengan ragu dan agak malu dia menerima cerpen itu dariku. Pada esokkan harinya, setelah jam pulang kerja dengan tergesa-gesa Zafira menghampiriku seperti ada sesuatu yang dia tahan-tahan dan ingin segera ia Katakan padaku.
“ Rosit…, bener katamu. Aku sampai nggak tahan menahan rangsangan akibat bacaan ini…..Wuihhh gila isinya merangsang banget “ katanya sambil malu-malu, maklum cewe berjilbab yang biasanya segala tingkahlakunya selalu dia kontrol.
” Kalau Zafira sampai sudah nggak tahan, ngapain atuh membacanya dirumah Fir , udah baca langsung aja di komputer, aku belum sempat mencetaknya…nich, lagi pula lumayan menghabiskan waktu satu jam menunggu dengan baca cerita..” ujarku kepadanya.
Karena Dia sudah sangat akrab denganku diapun setuju aja dan duduk di hadapan komputerku membaca cerita. Pada saat itu masih banyak orang yang belum bisa menggunakan komputer termasuk salah satunya adalah Zafira.
“ Wan.. jangan jauh-jauh donk…beritahu bagaimana cara menggunakan mouse dan bagaimana cara memindahkan halaman demi halaman..” Ujarnya kepadaku.
Maka dengan ragu-ragu aku berdiri tepat dibelakangnya memberi petunjuk. Karena Dia masih belum lancar menggunakan mouse akhirnya tanganku berada diatas tangannya yang memegang mouse dengan tujuan memberi petunjuk. Dag... didg...dug... Seerrrr… serasa aliran darahku mengalir cepat ketika tanganku menyentuh tangannya. Halusnya tanganya. Zafira secara reflek menepis tanganku, tapi dia sadar bahwa tanganku tidak bermaksud kurang ajar, hanya membantu menggerakkan mouse dan melakukan klik atau drag. walaupun nampaknya dia merasa risih jika tangannya bersentuhan denganku. Dia mulai membaca cerita paragraf demi paragraf dan terlihat tidak risih lagi bersentuhan kulit tangan denganku bahkan kadang-kadang tangannya yang berada diatas tanganku. Akupun turut membaca cerita yang tertera di monitor. Kebetulan cerita tersebut menceritakan kisah perselingkuhan yang kondisinya mirip dengan kondisi kami saat itu sehingga nampaknya Dia sudah mulai terangsang. Hal ini dapat kurasakan pegangan ke tanganku yang kurasa lain seperti mengelus-ngelus, kemudian kudengar deru napasnya yang terasa berat serta badannya sudah mulai berkeringat. Akupun sebenarnya mengalami hal yang sama, terangsang berat.
Tapi bagaimana caranya dapat melakukan dengan Zafira yang aku hormati karena kealimannya. Sebenarnya sejak dia sering curhat padaku, dihatiku sudah timbul rasa suka dan sayang padanya. Bukan rasa sayang sebagaimana layaknya sahabat tapi lebih dari itu rasa sayang terhadap seorang kekasih. Sering aku membayangkan betapa nikmatnya dapat tidur bersama dengannya. Tapi bayangan itu selalu kutepis dan kujawab tak mungkin seorang cewe berjilbab melakukan perselingkuhan, apalagi sampai melakukan hubungan sex. dengan orang lain selain dengan suaminya. Dan pada saat seperti ini, nampaknya keinginanku seperti diberi jalan. Ketika seolah-olah tanpa sengaja bibirku menempel kekepalanya yang terhalang oleh jilbab dia diam saja. Dan ketika pipiku kudekatkan ke pipinya seolah-olah ingin membaca tulisan yang terdapat dimonitor diapun diam saja dan ketika tangannya yang memegang mouse aku beri remasan lembut terlihat bahwa Zafira memejamkan mata seolah-olah menikmati dan angannya telah melayang akibat cerita yang sedang dibaca dan ia bayangkan.
“ Eghhhhh” tanpa sadar Zafira mengerang kecil disusul tarikan nafasnya yang sudah tidak stabil.
Aku melihat Dia sudah mulai gelisah, terkadang bergerak kearah selangkangan dan terkadang bergerak ke arah buah dadanya yang terhalang oleh jilbab lebar dan baju longgar yang ia kenakan. Aku mulai berpikir, ternyata yang Zafira katakan benar tentang rangsangan akibat membaca cerita porno pada dirinya sedemikian hebat sehingga membuat dia tidak bisa menguasai dirinya. Akupun yang sudah terangsang mulai memegang dan meremas tangan kirinya dan zafira memejamkan matanya. Dengan berdebar-debar dan perasaan takut dimarahi.
Akupu memberanikan diri untuk mencium pipinya dari belakang, dan ternyata dia tetap memejamkan matanya. Kesempatan bagus batinku. Dengan nekad akupun mulai gerakkan wajahku kehadapanya dan mencium bibirnya dengan lembut. Dia seperti yang kaget dan tetap diam. Aku terus mengulum bibirnya, sehingga akhirnya dengan napas memburu yang tak kusangka-sangka dia mulai membalas ciuman bibirku dengan hisapan dan jilatan yang penuh nafsu dengan mata tetap terpejam. Hisapan dan jilatan serta permainan lidah yang disuguhkan olehnya sungguh luar biasa, aku tak menyangka cewe berjilbab lebar ini demikian hot dan lihai dalam berciuman. Atau memang benar bahwa sebenarnya mereka mempunyai nafsu yang besar yang mereka belenggu sehingga begitu terlepas jadi tak terkendali.
Dan pada akhirnya kami sudah tidak memperhatikan monitor komputer lagi, tapi asyik dengan kenyataan bukan hanya ada dalam cerita. Kami berciuman sangat lama, hingga badanku terasa pegal karena terlalu lama membungkukkan badan. Aku tarik badan Zafira ke atasku agar dia berdiri dan aku pepetkan badanya kedinding di sebelah jendela sehingga mataku masih bisa memperhatikan keadaan di luar ruangan. Tanganku mulai meraba dan meremas buah dadanya dari luar bajunya. Nafsu Zafira semakin menggila, beberapa kali tanpa sadar dia mengerang kenikmatn.
“uhhh .... ahhhhh.. eghhh..” erangnya.
Lalu tangankupun mulai menuju di selangkangannya yang terhalang oleh rok panjangnya. Zafirapun semakin mengeratkan pelukan padaku serta menghisap bibirku dalam-dalam dan terkadang mengigit kecil bibirku penuh gemas. Waktu itu terlihat olehku bahwa teman Zafira sudah datang menjemput dan berkeliling-keliling di sekitar kantorku mencari dia, Sedangkan temannya yang supir membunyikan tapi klakson sebagai tanda yang jemput telah datang. Sengaja tidak kuberitahu karena aku yakin Zafirapun tahu bahwa temannya telah datang tapi dia membiarkannya sambil memberikan tanda padaku untuk tidak bersuara. Sehingga akhirnya teman Zafira kembali ke mobil dan meninggalkan kantorku. Setelah mereka pergi aku pergi menuju pintu ruang kerjaku untuk mengunci dari dalam sehingga aku bisa tenang bermesraan dengannya yang telah lama kunanti-nantikan.
Akupun Kembali aku menghampiri dia yang masih berdiri bersandar didinding dekat jendela, kemudian aku memeluknya erat-erat sambil bibirku kembali mencari bibirnya dan kamipun kembali hanyut dalam ciuman yang sangat luar biasa penuh gairah dan nafsu berahi. Tangan kiriku mulai mencari-cari celah untuk bisa menyentuh dan meremas payudaranya secara langsung. Akhirnya kutemui juga beberapa kancing yang terdapat dibalik jilbabnya yang lebar. Setelah berhasil, langsung tanganku menyelusup ke balik branya dan menyentuh serta meremas payudara Zafira dengan gemas. Fitria seperti mendesis dan mengerang tidak jelas yang menunjukkan dia sangat menikmati permainan ini.
“eghhh…. Sssesssst… Ouuhhhh..” Erangngya.
Tangan kananku mulai menarik rok panjang Fitria ke atas dan mengusap paha mulusnya yang selama ini dia tutupi dengan rok longgar dan panjang. Wow halusnya, batinku. Tanganku terus keatas ke selangkangannya dan mulai meraba bagian vagina dari luar cd-nya. Dan kurasakan cd tersebut sudah basah. Rupanya dia sudah sangat terangsang. Tangan kananku mulai masuk ke balik cd Zafira dan merasakan kelembutan jembut yang ada disekitar lubang vagina Zafira. Mulai Ku mainkan jariku ke vaginanya secara terus menerus. Nampaknya dia sudah mulai hilang kendali, pinggulnya, secara spontan pinggulnyapun bergoyang-goyang tak teratur. Jari tengahku mulai memainkan klitorisnya.
“ Enak sit ..... ahhh ... ahhh... ahh...” ucapnya padaku.
Lalu jari tengahku mulai masuk kedalam liang vagina yang sudah sangat basah. Ohhh baru kali ini aku merasakan lubang vagina yang benar-benar berbeda, batinku. Baru oleh jari tengahku saja aku bisa merasakan bedanya vagina Zafira dari vagina istriku. Vagina Zafira seolah-olah berpasir, mirip lendir telur penyu, rasa butiran pasir tersebut seperti meraba dan mencari ujung-ujung saraf yang terdapat di jari tengahku ditambah lagi dengan kedutan-kedutan yang terus memijit jari tengahku tiada henti. Tak terbayangkan rasanya jika yang kumasukkan ke dalam vagina ini bukan jari tengahku melainkan penisku, tak terbayang nikmat rasanya sehingga membuat nafsuku semakin menggila. Dipuncak kenikmatan yang dirasakan oleh Zafira. Dia mulai kehilangan kendali dengan terus mengerang
“ uhhhhh... Auuuu…auuuu… uhhhh.. emmmmp…. Eghhh ... aduhh “ dengan suara yang semakin keras.
Akupun takut dan berpikir apakah jariku menyakitinya, maka sejenak aku hentikan, Dan seketika pula kucabut jariku. Zafira menahannya dan membisikkan dengan suara mendesis dan terbata-bata,
“Ja…ja..jangan berhenti sssittt, aku sedang dipuncak… please…ouwh…ouwh…ouwhhhhh…” kata dan erangnya kepadaku.
Aku semakin khawatir saja kalau suaranya dapat didengar oleh pesuruh kantor yang kadang-kadang suka berkeliling. Maka kubisikan sesuatu kepasda Zafira,
“ Zafira, jangan kenceng-kenceng mengerangnya, aku takut eranganmu terdengar orang lain, bisa berabe deh ntar. Kita cari hotel saja di sekitar sini yok?” ucapku pada zafira.
Dia memandangku dengan pandangan yang tak rela tapi dapat memahami kekhawatiranku dan mengangguk setuju. Maka kuhentikan kegiatanku dan dia merapihkan jilbab, baju dan roknya dengan tergesa-gesa seperti orang yang ketagihan sesuatu dan tak dapat ditahan. Sambil melihat kekiri dan kekanan dan bertingkah seperti tidak terjadi sesuatu, kami segera menuju motorku di tempat parkir dan segera keluar dari kantor. Tapi sebelumnya Zafira menuju ke ruangan telepon untuk memberitahu ibunya bahwa ia tidak bisa pulang dengan alasan ada pengarahan dari bupati di pendopo malam ini. Untung tidak ada yang melihat, karena sebagian besar rekan kerjaku telah pulang tinggal beberapa orang saja yang belum pulang. Selama perjalanan diatas motor, tangan Zafira dengan liar meraba-raba disekitar selangkanganku dan terkadang meramas-remasnya dengan gemas namun lembut membuat diriku melayang-layang kenikmatan.
Sekitar jam 5.30 sore kami telah tiba di hotel dan segera menuju resepsionis. Resepsionis tidak curiga pada kami karena melihat Fitria yang mengenakan jilbab yang lebar dengan baju longgar dan rok panjang. Dan mereka dengan yakin menganggap kami sebagai pasangan suami istri yang kemalaman di kota Sumedang. Karena pada saat itu waktu telah menunjukan Jam 5.30 sore. Dan kami segera diberi kunci ruangan di lantai dua dengan balkon yang dapat melihat pemandangan alam Jatinangor yang indah. Begitu masuk kamar dan mengunci pintu, rupanya Zafira sudah tidak sabar lagi dan nampaknya nafsu birahinya yang meluap-luap di kantor tadi belum juga reda, sehingga langsung menyerangku yang masih dalam kedaan berdiri..
“ Rosit…ough…Sit…ough…” ucapnya dengan napas memburu langsung mencium bibirku dan menghisap bibirku dalam-dalam dengan penuh nafsu dan kenikmatan.
Tangannya meraba-raba badanku dan mulai menbuka kancing bajuku satu persatu dan begitu terbuka langsung dia singkapkan bajuku dan jilati dagu, leher, menyusuri dadaku dengan lidahnya dan mempermainkan putting susuku dengan lidah dan bibirnya dengan cara dan rasa nikmat yang tak pernah kubayangkan. Tak pernah kubayangkan seorang cewe berjilbab lebar dengan pakaian longgar yang menutupi seluruh tubuhnya dengan penuh nafsu birahi dan kenikmatan sedang memberikan kenikmatan kepadaku sedemikian hebatnya, membuat penis sangat tegang dan keras dibalik celanaku yang masih terpasang dengan lengkap. Akupun membuka bajuku yang sudah tak terkancing dan melemparkannya, kemudian tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu, setelah terbuka semua tampaklah sepasang gunung kembar yang sangat indah yang masih terbungkus BH kemudian kucari pengait BH tersebut dan kulepaskan sehingga nampak jelas bentuk Buah dada yang sangat indah yang tak terbungkus lagi. Buah dada cewe berjilbab ini luar biasa indahnya dengan kulitnya halus dan bersih. Tanpa membuang waktu, tangan kananku langsung mempermainkan buah dada indah sebelah kiri miliknya dan terkadang kuplintir-plintir puting susunya sedangkan mulutku langsung menuju buah dada sebelah kanan dan menyedot serta memainkan lidahku diputingnya,
“ Ahhhh.... ouuuuuh…Sit… ouuuuuuh… “ Zafira mengerang dan badannya melenting serta kepala tertengadah ke atas sehingga hampir kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
Pada akhirnya aku mendorong dia ke arah tempat tidur sambil mulutku tetap diputing susu dan tangan kanan mempermainkan buah dada bagian kiri . Aku baringkan dia ke pinggir tempat tidur dengan posisi kepala di tengah dan kaki terjuntai di lantai. Dengan gemas dan penuh kenikmatan berahi tangan , bibir dan lidahku bermain-main di kedua buah dadanya.
“ Eghhh.. ouwhh... Eghhhh… Sit ahhhhh…” erangan Zafira semakin keras. Tak terkendali.
Kedua tanganku langsung menuju ke lingkar pinggang roknya, membuka kancing, sletting dan menarik roknya kebawah hingga lepas. Terpampanglah kaki yang putih mulus dan halus serta beraroma keringat yang sangat merangsang berahi. Kuciumi kedua kaki mulai dari betis hingga paha dengan penuh kenikmatan dan napas memburu. Akhirnya mukaku tepat berada di depan vagina dan aku ciumi dari luar Cd-nya yang sudah sangat lembab. Erangan Zafira semakin menggila dan pinggulnya tidak bisa diam sehingga membuat ciummanku menjadi tidak fokus. Akupun semakin menggila, tanganku langsung menarik CD tersebut kebawah hingga lepas sehingga tampak vagina yang indah dengan jembut lembut mengitari lobang vagina yang berbentuk garis vertical itu. Mulutku langsung menuju ke vaginanya, namun kepalaku ditahan oleh tangan Fitria sambil berkata,
“ Jangan cium vaginaku Sit … aku malu...., belum pernah sekalipun vaginaku dicium ” ucapnya padaku.
Namun akupun tak memperdulikan perkataanya, dengan paksa akhirnya mulutku sampai juga ke permukaan vagina Zafira dan langsung kujilati dan kuciumi dengan liarnya. Aooooo…. Aroma vagina ini benar-benar membuatku melayang dan kehilangan kendali, benar-benar memabukkan. Aliran darah dan napasku semakin cepat. Ketika lidahku mulai membelah lipatan vaginanya dan dan menjilati dari bawah hingga ke klitorisnya.
“Uhhhhhh.... Auow…auow... eghh “ napasnya seperti tercekik dan kemudian badan melenting dengan menengadahkan.
Kakinya memiting kepalaku dan kedua tangannya menekan kepalaku sekuat tenaga hingga aku tak bisa bernapas.
“ Aaaaaauuuuwwwhhhh……….” Akupun berteriak.
Zafirapun berkelojotan tak terkendal. Kemudian selama beberapa detik badannya kaku dan melemas perlahan-lahan, sehingga himpitan dan tekanan pada kepalakupun lepas. Rupanya dia baru saja mengalami orgasme yang begitu luar biasa. Kemudian aku berdiri dengan masih bercelana lengkap sambil memperhatikan Zafira yang masih menggunakan jilbab yang bentuknya tak karuan serta baju longgarnya yang terbuka tapi belum lepas dari badannya yang terlihat keindahan buah dadanya yang montok serta kenyal itu. Mulus,putihdan wangi. Sedangkan bagian bawahnya sudah benar-benar telanjang memperlihatkan keindahan vagina yang masih rapat. Kemudian akupun menngunakan kesempatan untuk membuka celana panjangku sekaligus dengan celana dalamku. Sehingga akupun bertelanjang bulat dengan penis yang masing tegang dan keras, karena memang belum digunakan.
Perlahan-lahan aku menghampirinya dan berbaring disisinya sambil wajahku menghadap ke wajahnya yang cantik dengan rona wajah yang sangat puas dan berbinar seolah sedang tersenyum dan mata terpejam. Kemudian matanya terbuka dan memandangku dengan sayu dan berkata…
“ Rosit… barusan benar-benar luar biasa… belum pernah aku mengalami hal seperti ini sebelumnya” “tapi Wan…. Aku belum merasakan dirimu seutuhnya … rasanya belum lengkap..” ucapnya kepadaku.
Sambungnya sambil tangannya merayap perlahan ke arah penisku dan mengusapnya lembut dan mengocok perlahan-lahan penisku, sehingga akupun melayang-layang dibuat nikmat olehnya. Gilaaa, Pikirku dalam hati, Luar biasa besar nafsu sex yang dimiliki oleh wanita ini. Baru saja mengalami orgasme yang dahsyat, hanya dalam satu menit nafsu berahinya sudah bangkit lagi dan mulai merangsang diriku. Zafirapun mulai menarik badanku agar berada di atasnya dengan tangannya masih tetap memegang penisku. Kemudian pahanya dilebarkan dan mengarahkan penisku ke lubang vaginanya. Akupun cepat tanggap, setelah penisku berada tepat di belahan vaginanya, aku mulai menggerakkan perlahan. Tapi aku ingin merangsang dan menggodanya dengan cara hanya menggesek-gesek hingga ujung penisku menekan-nekan klitorisnya sambil tangan dan bibirku mempermainkan kedua buah dadanya.
“Ouwh… eghhh… ahhhhh…” erangnya dengan suara serak dan napas tak beraturan.
Sambil kedua tangannya menekan-nekan pantatku. Tapi aku terus saja mempermainkannya.. sambil menikmati nikmatnya buah dadanya yang montok dan menggairahkan ity. Akhirnya Zafira mulai menjerit-jerit lagi.
“ Sit ayo buruan…. Ayo… cepat… masukkin… ouh… ouh… huh… huh… “ pintanya seperti orang memelas dan lama sudah tidak berhubungan sex.
Akupun sebenarnya sudah tak tahan. Kumasukkanlah penisku ke lubang vagina Zafira yang sudah amat sangat basah dan berlendir. Sedikit demi sedikit batang penisku mulai menelusuri lubang surga miliknya hingga sampai ke pangkalnya, kemudian secara perlahan-lahan aku mulai menggenjot vaginya dan makin bertambah cepat. Dan hal nikmat yang kurasakan tadi di kantor kualami kembali. Lubang vagina miliknya ini benar-benar berlendir seperti butiran pasir. Dan butiran pasir itu demikian nikmatnya mengesek seluruh permukaan kulit penisku sehingga membuat setiap ujung syarat penisku mendapat sentuhan kenikmatan yang sangat luar biasa yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Ditambah lagi dengan dinding vagina Zafira yang terus menerus berkedut seolah meremas-remas seluruh batang dan kepala penisku. Betul-betul sangat luar biasa nikmat.
“Aowwwww.... Aowwwww .... fir… Aduhh fir uhhhh…” erangku kepada Zafira
“Kenapa… Sit, sakit??? Apa ada yang salah denganku …? “ tanya khawatirnya karena ucapanku terdengar olehnya.
“ Bu…bukan….ta..ta.. tapi … enakkkkkhhh sekali … uhhhh” Kataku terbata-bata.
Rupanya ucapanku tersebut membuatnya tersanjung dan makin bergairah. Zafira balas menciumi dan menjilati seluruh badanku, mulai dari bibir, dagu, leher dada dan putting susuku sambil pinggulnya bergoyang dengan erotis. Tentu saja aku seolah-olah mendapat double ataupun triple kenikmatan dalam waktu yang bersamaan sehingga aku melayang-layang tanpa terkendali Tiba-tiba Zafira menghentakkan badannya sehingga aku terbanting ke pinggir dan dia beralih berada diatasku tanpa penisku terlepas dari vaginanya, luar biasa jurus yang dimiliki oleh Zafira ini. Lalu badannya dirapatkan dengan badanku sehingga buah dadanya yang montok berhimpitan dengan dadaku dan kedua tangannya dibelakang punggungku dan meraih kedua pundakku seperti orang yang sedang melakukan olah raga angkat badan. Kemuadian pantatnya dengan lincah bergerak keatas-kebawah sehingga vaginanya mengocok-ngocok penisku. Badannya terguncang-guncang maju mundur di atas badanku sehingga buah dadanya bergesekan dengan dadaku dan kenikmatan seperti ini baru pertama kali juga aku merasakannya.
“Uhhhh... ahhh.... uhhhhh...“ napaskupun tersengal-sengal menahan kenikmatan dan himpitan badannya.
Namun, tiba-tiba gerakannya semakin cepat tak terkendali hingga tanpa sadar jilbabnya telah menutupi wajahku dan dengan tergesa-gesa ditarik hingga terlepas dan ia lemparkan sambil terus bergerak mengocokku dan menjerit-jerit menahan nikmat, hingga akhirnya dengan mata yang menutup rapat dan gigi yang terkatup rapat sambil menghisap dadaku, badannya kaku dengan pantat yang ditekankan dalam-dalam ke bawah hingga penisku menekan jauh kedalam vaginanya dan kaki yang terbujur lurus kaku. Fitria terdiam kaku beberapa detik yang diakhiri dengan berkontraksinya vagina dengan kedutan yang berulang-ulang dan keras memijit-mijit penisku disertai dengan siraman-siraman lendir kawin khas yang kurasakan diseluruh batang dan kepala penisku.
“ Uhhhh ....heggggggg……” napasnya seperti tercekik beberapa saat dan kemudian perlahan-lahan badannya melemas di atas tubuhku. Dengan napas yang masih tersengal-sengal kecapaian dia berbisik ditelingaku
“ This is the second orgasme momentku…. Really, and very nice” ucapnya padaku. Lalu sambungnya.
“ Rosit… kamu belum yah… sambil mencium bibirku…?”
Aku hanya tersenyum menahan nikmat sambil merasa bangga di dalam hati diperlakukan seperti itu oleh Zafira yang cantik bak bidadari ini. Aku membalas mencium bibirnya dan menghisap dalam-dalam dipadukan dengan mempermainkan lidah mengulas permukaan bibirnya dan tangan yang mengusap-ngusap punggungnya yang basah oleh keringat. Dan terkadang tanganku ke depan dadanya untuk meremas buahdadanya yang menempel erat dengan dadaku. Rupanya nafsunya sudah mulai naik lagi. hal ini kurasakan dengan gerakan pantatnya yang mulai mengocok perlahan, Dan badannya terguncang kembali, namun hanya sekitar dua menit kemudian badannya mulai bergerak tak terkendali dan prilaku menuju orgasme yang khas kembali dia perlihatkan padaku, sampai terkulai lemas diatas tubuhku.
Hal ini terus berulang-ulang terus hingga beberapa kali hingga akhirnya ia terkulai benar-benar lemas di atas tubuhku sedangkan penisku masih tegang dan keras. Hal ini dikarenakan aku memang susah keluar bila ada di bawah karena aku tidak bisa mengendalikan permainan, tetapi bila aku berada di atas aku paling lama hanya sekitar dua puluh menit aku sudah keluar bahkan terkadang bisa lebih cepat kalau aku sudah terlalu bernafsu seperti pada saat ini. Kemudian badannya menggelosor kesampingku seperti tanpa tenaga dan tak bertulang, kemudian memandangku sayu penuh kepuasan sambil berbisik.
” Kamu kok belum juga sih, perkasa sekali kamu sit? “ ucapnya, sambil lidahnya bermain dileher dan telingaku.
Benar-benar luar biasa kemampuan sex yang dimiliki oleh Zafira. Walaupun sudah berkali-kali orgasme dan kehabisan tenagapun nafsunya belum surut juga. Apakah karena dia melihat bahwa penisku masih keras dan belum keluar. Aku yang memang masih bernafsu bernafsu langsung berada diatas tubuhnya dan perlahan-lahan dia membuka dan mengangkat pahanya memberi jalan kemudahan bagi penisku untuk memasuki lobang vaginanya yang memiliki lendir berpasir seperti lendir telur penyu itu. Bless… kembali penisku menyelam di lendir berpasir yang sangat nikmat menghanyutkan dan membuat lupa diri. Perlahan-lahan aku mulai menggoyangkan pantatku untuk mengocok vaginanya. Luar biasa memang Fitria ini, nafsunya cepat sekali bangkit. Kedua ujung kakinya mulai menekan-nekan pantatku dengan keras dan tangannya dengan keras menarik-narik punggungku untuk merapat kebadannya sambil seperti biasa menjerit-jerit menahan nikmat menuju orgasme. Dan akupun sebenarnya sudah tidak tahan ingin segera menuju puncak. Maka gerakankupun kupercepat hingga akhirnya bergerak cepat dan tidak bisa kukendalikan. Hingga pada suatu titik dimana pantatku menekan keras serta badan dan tangan ku kaku dan napas serasa mau putus serta dari mulut terucap
“Oooouwhhh ...... aku mau keluarrr fir .... ouwhhhh …” dan crott….crott..crot...” tersemburlah sperma dengan keras menyemprot lobang vagina Zafira beberapa kali.
Rupanya pada saat yang samapun Fitria mengalami orgasme yang berbarengan dengan ku sehingga keluhankupun disambut dengan terikan Zafira…
“uhhhhhhhhhh... ahhhhhhhhhhh.... eghhhhhhhhh...?” erang nikmat Zafira untuk kesekian kalinya.
Seperti biasa, suara napas tercekik dan tubuh kaku dengan vagina yang berkontraksi. Hanya bedanya kontraksi yang kurasakan jauh lebih nikmat dan lama. Hingga benar-benar membuat kedua badan kami betul-btul ambruk terkulai lemas dan nggak bisa bergerak lagi, Hufftttt. Sungguh persetubuhan yang sangat luarbiasa yang baru pertama kualami seumur hidupku ini. Kemudian suasana menjadi hening… hanya terdengar dengusan nafas yang perlahan-lahan mulai teratur pelan dan kami benar-benar seperti orang yang tak sadarkan diri selama beberapa saat dengan posisi badanku telungkup tak bergerak menindih tubuh Zafira yang telentang dengan kedua tangan terbuka lebar dan juga tak bergerak kecapaian. Entah berapa lama ketidaksadaran kami itu terjadi, hanya dalam setengah sadar kurasakan badan Fitri bergeser dan tangannya berusahan menggulingkan tubuhku sambil tetap berpelukan sehingga akhirnya kami tertidur lelap sambil berpelukan. Kami tersadar dari tidur setelah rasa haus dan lapar membangunkan kami berdua. Kemudian ketika kulihat jam tanganku, waktu menunjukkan pukul jam 7.30 malam.
“ Zafira Keluar yuk...!!! aku laper nih, kita makan yok” Ajakku padanya.
” Ayo sit aku juga laper nih, lemes lagi, tapi aku mandi dulu ya?!!? nggak enak ni lengket sekali rasanya oleh keringat” ucapnya kepadaku.
Lalu segera Zafira bangkit dan berdiri serta berlenggang menuju kamar mandi. Betapa indahnya tubuh cewe berjilbab lebar ini apabila sedang berjalan sambil telanjang bulat. Aku terpana memandang keindahan ini. Sambil pikiranku melayang membayangkan apa yang baru saja kualami. Betapa beruntungnya aku dapat menikmati persetubuhan yang luar biasa nikmat dan melelahkan dengan seorang cewe berjilbab lebar yang tak terbayangkan akan dialami olehku tetapi memiliki kemampuan sex alami yang luar biasa. Sehingga tanpa terasa gairahku bangkit lagi, hal ini ditunjukkan dengan bangkitnya penisku secara perlahan-lahan dari ketertidurannya setelah kelelahan bekerja keras. Perlahan aku bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Kulihat Zafira sedang menyabuni seluruh tubuhnya. Kedekati dia sambil berkata..
“Mari kubantu menyabuni dirimu…” ucapku sambil tangan meraih tangannya yang sedang memegang sabun.
Lalu aku sabuni seluruh tubuhnya sambil merasapi keindahan dan kemulusan kulit tubuhnya. Dan mulutkupun mulai aktif bekerja menciumi seluruh tubuhnya sambil berdiri dibawah shower yang terus memancurkan air membasahi tubuh kami berdua.
“Aahhhhh.. Sit …jangan ah… aku suka nggak tahan kalau diciumi seperti itu” ucapnya sembari mandi dengan napas yang mulai memburu.
“Baguslah kalau begitu…” sahutku sambil terus menciumi dirinya dan tanganku yang tadinya menyabuni dirinya menjadi meremas-remas buah dadanya yang selalu terlihat menggemaskan.
Gairahkupun begitu cepat bangkit, rasa lapar dan lemasku tiba-tiba hilang begitu saja.
“uhhhh..... ahhhh..... baiklah kalau begitu sit, tapi jangan lama-lama ya, karena aku lapar banget….Oohhh.. Auw….auw.. sshhhtttt….” Kicaunya mulai kacau, dengan mata mendelik-delik.
Tangannya mulai mempermainkan penisku dengan meremas, memijit dan mengocoknya sehingga membuat penis ku semakin tegang dan keras dan siap tempur. Kaki kanannya dia angkat mulai mengarahkan ujung penisku ke arah liang vaginanya. Agak susah sih karena tubuhku lebih tinggi darinya dan akhirnya kutekukkan kedua kakiku dan kedua tanganku kuletakan dipantatnya turut membantu menekan agar pantatnya kearah selangkanganku agar penisku bisa segera menembus liang vaginanya yang luar biasa nikmatnya.
“ slupppp .... Blessshh… “ tusukan penisku ke vagina Zafira.
Kembali kurasakan lendir berpasir serasa mengesek seluruh simpul-simpul syaraf disekujur batang dan kepala penisku.. ditambah dengan kedutan-kedutan dinding vagina yang terasa seolah memijat dan menghisap-hisap penisku.
“Ouwhhh… ohh… ohhh...” aku mengerang menahan nikmat yamg tak karuan itu.
Kakikupun kaku melurus sehingga membuat badan Zafira terangkat dan kakinya tergantung bertumpu pada penis tegangku yang mendongkrak tubuh Zafira sehingga membuatnya tubuhnya tergantung dan terlonjak-lonjak. Keadaan seperti itu, rupanya membuatnya menjadi semakin nikmat sehingga gerakann semakin menggila dengan mengaitkan kedua kakinya kepinggangku dan melonjak-lonjakkan tubuhnya sambil pantatnya ditahan olehku.
“Auow..auow..auow.. ohhhh… ssssthh… auow..” kicaunya terus menerus.
Tiada henti Akupun merasakan hal yang sama, karena pangkal penis terasa ditekan-tekan membuat orgasmeku cepat menghampiri, begitupun dengan Zafira. Gerakan dan teriakannya sudah tak terkendali sehingga secara bersamaan kamipun melenguh dan menjerit serta tubuh kaku dengan pikiran yang melayang-layang jauh ke atas dan akhirnya terhempas jatuh, hilang tenaga dan hilang keseimbangan. Tubuhku limbung karena kehilangan tenaga dan menahan beban tubuhnhya yang masih dalam posisi dipangkuanku. Aku hilang keseimbangan dan badan jatuh kedepan. Untunglah dibelakang Zafira adalah dinding kamar mandi sehingga kami tidak jatuh tersungku.
“Ouwhhhhhhhh.... ahhhhhhhhhh... niceeeeeeee” kata Zafira sambil mencium lembut bibirku.
Tersadarkanlah oleh siraman shower yang masih terus mengucurkan air dan membasahi tubuh kami berdua. selama kami bersetubuh di kamar mandi sambil berdiri ini. Akhirnya kami selesaikan mandi dan mengenakan pakaian. Dan seperti biasa dia mengenakan kembali jilbab lebar dan baju longgarnya. Kami keluar hotel untuk mencari makan sekitar jam 9.30 malam dan menemukan rumah makan sunda. Dan kami berduapun makan dengan lahap seperti orang yang sudah seminggu tidak makan. Setelah makan-makan kami jalan-jalan keliling kota Jatinangor menikmati suasana malam kota Jatinangor. Dan Kamipun kembali ke hotel sekitar jam 10.30 malam. Di dalam kamar sambil bermesraan Zafira bercerita bahwa sudah 3 bulan suaminya tak pulang karena alasan pekerjaan , sedangkan gairahnya semakin hari semakin menumpuk perlu penyaluran ditambah lagi dengan bacaan-bacaan cerita dewasa yang sering aku berikan padanya. Membuat libidonya tak tertahankan dan akhirnya ambrol.
Disamping itu secara jujur Fitria mengakui bahwa akhir-akhir ini dia semakin sayang dan cinta padaku. Perasaan itu tidak bisa dia tolak dan terus datang padanya tanpa permisi. Sambil mengobrol kami saling membelai dan memeluk bahkan terkadang saling cium sehingga membuat berahi kami bangkit lagi. Dan pencarian kenikmatanpun berlangsung kembali berulang-ulang hingga dini hari yang membuat tulang-tulang kami serasa dilolosi dan kami tertidur sambil bertelanjang bulat tidak menghiraukan keadaan sekeliling kami. Kami tersentak bangun ketika adzan subuh terdengar berkumandang dan suara adzan itu benar-benar menyadar kami apa yang sebenarnya telah kami lakukan. Aku termenung teringat anak dan istriku sehingga timbul penyesalan dan perasaan dosa yang mendalam. Demikian pula Zafira. Dia menangis mengingat dosa yang kami lakukan. Kami terdiam cukup lama sampai akhirnya Zafira bangun dan mandi.
Kemudian dia melakukan sembahyang dan dilanjutkan dengan berdoa memohon ampun atas dosa-dosa yang dilakukannya. Setelah itu dengan lirih dia berkata padaku .
“Wan … mandi, sembahyang dan berdoalah kamu memohon ampunan atas dosa-dosa yang kita lakukan. Walaupun aku mencintaimu, tapi yang telah kita alkukan adalah suatu kesalahan besar...” ucapnya kepadaku.
Kemudian kembali dia menangis menyesali dosa yang telah dilakukan. Hatikupun tergerak, dan aku pergi untuk mandi dan kemudian melaksanakan apa yang Zafira sarankan padaku. Sekitar jam 6.00 pagi.
“ Sit… aku nggak akan kerja hari ini, aku ingin merenung di rumah, nanti aku akan menelepon ke kantor bahwa aku sakit...” ucapnya padaku.
Kemudian dia melanjutkan kata-katanya...
“Aku mau pulang sekarang, kamu nggak perlu nganter, aku mau naik angkutan umum saja. Sambil dijalan nanti aku akan merenungi kesalahan yang kita lakukan...” ucapnya padaku.
Kamipun keluar dari hotel, , Zafira berkata padaku pulang ke Bandung sedangkan aku kembali ke kantor. Setelah kejadian itu, 2 hari Fitria tidak masuk kantor. Dan pada saat dia masuk kantor dan berpapasan denganku. Pandangannya seolah memancarkan rasa malu dan bersalah. Aku jadi iba melihatnya. Saat itupun kami hanya saling diam tidak tahu harus mengatakan apa. Dua minggu setelah kejadian itu, nampaknya kekakuan kami sudah mencair dan kami bisa kembali mengobrol pada saat , Zafira berkata padaku menunggu jemputan, walaupun agak kaku. Sebulan setelah kejadian itu. Pada saat sedang menunggu jemputan, , Zafira berkata padaku menggamit lenganku sembari berkata
“ Yuk kita ke ruang kerjamu “ ajakanya padaku ada hal penting yang ingin kubicarakan denganmu.!”
Setelah di dalam ruang kerjaku, Fitria berkata...
“ Sit…, kejadian di hotel saat itu sangat aku sesali….., Tapi… “ dia tidak melanjutkan kata-katanya.
“ Tapi apa Fir ?” tanyaku heran.
“ Selama seminggu aku tak bicara denganmu saat itu.., ternyata merupakan masa-masa penyiksaan bagi rasa dan hatiku…” uajrnya kepadaku
“Emangnya kenapa ?”tanyaku penasaran.
“Aku ingin bicara jujur padamu. Tapi kamu jangan mentertawakanku apalagi mengejekku setelah kamu tahu apa yang akan kusampaikan”
“ iya deh .. aku janji ” jawabku mantap sambil memandangnya penuh tanda tanya didalam hati.
“Sebenarnya aku telah lama memendam rasa sayang padamu, rasa sayang dan rindu bukan selayaknya terhadap seorang sahabat…, tapi lebih dari itu. Sudah lama aku berjuang untuk menepis perasaan ini, karena aku tahu yang aku rasakan ini adalah suatu yang salah dan tidak boleh dilakukan …tapi aku selalu kalah.. Tiap malam yang ada dalam benakku hanya dirimu… bukan bayangan suamiku yang jauh diseberang sana…” “Ohh Tuhan apa yang terjadi dengan diriku ini…?” kemudian terisak meneteskan air mata seolah sedang menahan beban yang sangat berat.
Aku tertegun mendengar pengakuannya. Rupanya , Zafira berkata padaku merasakan hal yang sama dengan yang kurasakan selama ini.
“Jika ada di depanmu, aku selalu merasa tenang, damai dan bahagia, seperti remaja yang sedang jatuh cinta, Dan puncaknya adalah kesalahan yang kita lakukan saat itu. Aku benar-benar tidak dapat mengendalikan diriku. Aku benar-benar merasa malu pada diriku dan sangat menyesal. Tapi bila malam tiba, tetap hanya bayanganmu yang selalu ada dalam pikiranku. Aku benar-benar tidak mengerti. Bahkan pernah terbersit dalam pikiranku untuk rela menanggung semua dosa ini asal dilakukan denganmu, Bukankah itu merupakan suatu pikiran yang gila ?” tanyanya padaku yang sedang termangu mendengar penuturannya.
Lalu akupun berkata padanya..
“Apa yang bisa kukatakan padamu Fir ?, Karena akupun merasakan hal yang sama dengan yang kamu rasakan. Akupun merasakan beban dosa ini. Mungkin karena kita selalu bersama sehingga rasa cinta ini semakin dalam sehingga bisa mengalahkan norma dan dosa sekalipun. Apalagi setelah kejadian itu. Walaupun timbul rasa penyesalan dan perasaan dosa yang mendalam, tapi pesonamu dan kebahagian yang kau berikan padaku telah membuat aku mabuk kepayang dan melupakan akal sehatku” Dan sambungku lagi “Kamu benar-benar spesial cara melakukan sexmu sungguh luar biasa….Hanya denganmu aku merasakan hal seperti saat it” ucapku padanya.
“ Udah..udah ... jangan kamu teruskan….” Zafira memotong ucapanku.
“ Sumpah fir,.. kamu sungguh luar biasa. Aku jadi membayangkan betapa bahagianya suamimu karena selalu kau suguhkan suatu permainan yang tak terbandingkan kenikmatan dan kepuasannya..” ucapku.
“Sudahlah Sit jangan merayu dan memulainya lagi…!” ucapnya kepadaku. Dan kamipun diam sejenak.
Lalu , Zafira berkata padaku melanjutkan ucapannya..
“ Sebenarnya, ucapanmu tentang suamiku barangkali tidak sepenuhnya benar”
“ Memangnya apa yang tidak benar fir ?”tanyaku.
“Setiap kami berhubungan suami istri. Suamiku selalu melakukannya dengan biasa saja, tidak se-hot dirimu… Jangan GR lho !” ujarnya padaku.
Aku tersenyum mendengarnya, lalu , Zafira berkata padaku melanjutkan lagi ucapannya “Walaupun dia selalu melakukan pemanasan sebelum coitus, Tapi nampaknya pemanasan itu sepertinya hanya untuk dirinya… dan belum pernah kami lakukan berulang-ulang dalam satu malam, Sedangkan kamu lain.. kamu begitu hot…ciuman bibirmu begitu memabukkan…dan yang kamu lakukan seolah-olah memberikan sepenuhnya kenikmatan padaku. Dan malam itu .. benar-benar hal yang paling gila yang pernah aku lakukan…aku sampai nggak bisa menghitung berapa kali kita main pada malam itu dan entah berapa puluh kali aku mengalami orgasme… Huhhh..” Kata-katanya membuat nafsuku bangkit mengalahkan rasa yang lain, lalu aku pegang pundaknya dan kuarahkan wajahku untuk menciumnya.
Rupanya Zafirapun sudah terangsang dengan kata-kata yang dia ucapkan sendiri, sehingga matanya terpejam seolah-olah pasrah menerima ciumanku untuk menikmati apa yang aku lakukan padanya. Akhirnya bibirku mencium dan menghisap bibirnya dengan dalam sambil kupeluk erat tubuhnya. Fitriapun membalas ciumanku dengan ganas sehingga kami terlibat dengan adegan perciuman yang panjang dan menggairahkan. Tanganku sudah meremas-remas dengan penuh nafsu buahdadanya yang montok dari luar bajunya . Tangan Fitripun tidak diam dengan membuka kancing bajuku satu persatu. Dan setelah terbuka, bibir dan lidah Fitria dengan ganas menelusuri dagu, leher, seluruh permukaan dada hingga akhirnya mengulum-ngulum putting susuku yang kiri dan kanan secara bergantian dengan penuh kenikmatan dan membuatku melayang-layang tinggi entah kemana. Sambil menikmati apa yang dilakukan Fitria padaku, aku perhatikan seorang cewe berjilbab lebar dengan baju panjang yang longgar sedang asyik memberikan kenikmatan padaku.. Ohhh seksinya…..benar-benar suatu pemandangan yang penuh sensasi. Penisku sangat tegang dan menekan celana panjangku dengan keras sehingga membuat penisku kesakitan. Lalu tanganku membuka seleting celana panjang dan mengeluar penisku dari CD sehingga tampaklah penisku yang tegang nongol dari dalam celana panjangku. Zafira tersenyum lalu tangannya mulai mempermainkan penisku dengan cara meremas dan mengocok membuat aku semakin melambung..
“Fir di emut dong anuku..!!!” pintaku kepada Zafira.
“ Maaf Sit, aku nggak biasa, Kuremas-remas aja yahh sit !” tawarnya.
Akupun mengangguk memakluminya. Mungkin nanti jika sudah siap dia bersedia mengoral penisku. Tanganku yang masih mempermainkan buahdadanya, aku arahkan kebawah untuk menarik baju longgarnya keatas sehingga celana dalamnya terlihat dan aku susupkan tanganku ke balik cd-nya dan mulai mengorek-ngorek liang vagina Zafira yang sudah basah dilamuri oleh lendir berpasir yang khas milik Zafira dan terkadang aku permainkan klitorisnya. Tangan Zafira yang meremas penisku terdiam kaku dan Zafira mulai mengerang dangan erangan yang khas pula..
“Ouwhhhh… ouhhhh…Sit….. aku nggak tahan lagi” katanya sambil terbata-bata, dengan napas yang tersengal-sengal.
Tubuhnya yang masih berpakaian lengkap aku balikkan tubuhnyamembelakangiku dan kusuruh dia memegang pinggir meja kerjaku sehingga dalam posisi yang nungging. Aku singkapkan baju panjangnya ke atas sampai sebatas pinggang dan kutarik cd-nya hingga lepas sehingga tampaklah pantat montok dan seksi serta putih mulus. Mulutku langsung menjilati seluruh permukaan pantatnya yang seksi sedangkan jari tengahku mengocok dan mengorek liang vaginanya. Hal ini membuat nafsu Zafira semakin menggila dan kenikmatan yang diterimanya semakin membuatnya melambung tinggi.
“ Uhhhhhh..ahhhhhh... terus…Jangan berhenti sittt” Badannya menegang kaku dengan mencakar pinggir meja dan tak lama kemudian dia menjerit panjang.
Pantatnya berkontraksi dan aku merasakan jari tengahku seperi dihisap-hisap oleh lobang yang berlendir pasir. Cukup lama jari tengahku merasakan hisapan itu sehingga akhirnya perlahan-lahan terhenti dan badannya lemas lunglai tidak kaku lagi.
“ Ouhh Wan… kamu memang bisa membuat aku gila dan rela melakukan apa saja…” katanya dan lanjutnya “Ayo dong Wan… kita lanjutkan ke babak berikutnya supaya kenikmatan ini menjadi sempurna…” pintanya padaku.
“ Luar biasa cewe berjilbab ini baru mengalami orgasme yang hebat saja, bukannya minta istirahat tapi malah minta nambah yang lain lagi.” kataku dalam hati.
Lalu kuarahkan penisku ke vagina dan Zafira membantuku dengan tangan kanannya yang menuntun penisku ke arah lobang vaginanya. Dan blesss…. Penisku telah masuk menelusuri lobang berpasir milik Zafira yang nikmat luar biasa. Aku mulai mengocoknya perlahan, dan makin lama makin cepat. Zafira membantuku dengan memaju mundurkan pantatnya dan terkadang dia putar-putarkan pantatnya membuat penis seperti yang dipelintir.
“ Uhhhhhh... ahhhhh ... uhhhhh….” menahan nikmat.
“ Buruan ayo Sit, jangan lama-lama dong” Katanya sambil bergerak semakin erotis.
Jilbab dan baju panjangnya bergerak dengan cepat dan tak berpola, dan gerakan itu membuat kenikmatan yang kurasakan semakin hebat.
“ Eghhhhh… ouwh..” erangku.
“Uhhh…ahhhh… aku mau keluar Sit… keluarin bareng ya sittt” katanya terbata-bata dengan napas yang semakin memburu dan gerakan yang tak terkendali.
Akupun sudah menuju puncak hingga akhirnya pantatku aku tekankan keras-keras kearah pantatnya sambil melenguh dan mendesis.
”Ooouwhhh..” Pantat Fitriapun menekan keras penisku dan tubuhnya menegang kaku dan menjerit.
“ Uhhhh... ahhhh uhhhh….” Crot…crot…crot...“ spermaku terpancar deras tak terkendali membasahi rongga liang vagina Zafira dan disambut dengan kedutan-kedutan keras vagina berlendir pasir miliknya.
Kamipun mendapatkan orgasme secara bersamaan. Hubungan yang sensasional antara aku yang masih berpakaian lengkap dengan Fitria yang masih mengenakan jilbab lebar dan baju longgar yang panjang. Akhirnya tubuh kami perlahan-lahan melemas dan Zafira berdiri kemudian berbalik padaku dan memelukku dengan erat sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang kami rasakan sambil berdiri. Kami berpelukan sambil berdiri cukup lama sampai semua kesadaran kami pulih kembali. Dan tak lamapun Zafira terisak.
“Kenapa kamu fir?” Tanyaku.
“ Ini yang aku takutkan sit...” Jawabnya.
“Apa maksudmu ?” tanyaku lagi kepadanya.
“ Setelah melakukan denganmu, aku selalu didera rasa bersalah dan dosa, tapi aku sepertinya tak sanggup untuk tidak melakukannya denganmu. Aku-aku benar-benar mencintaimu Sit ”Sahutnya lagi.
Kemudian Zafira merapihkan pakaiannya dan kulihat jam telah menunjukkan pukul 3.30 sore. Kami lanjutkan pembicaraan dengan isi pembicaraan antara rasa sesal dan dosa tapi terkadang diselingi dengan bisikan-bisikan mesra. Oh.. suatu perselingkuhan yang sangat aneh kupikir. Tak lama kemudian teman Zafira datang menjemput dan dia pulang ke Bandung dengan temannya meninggalkan aku sendiri melamunkan perselingkuhan yang tak wajar ini.
Perselingkuhanku terus berlanjut dan selalu diisi dengan persetubuhan yang penuh gairah dan bervariasi sehingga setiap persetubuhan selalu saja mendapatkan kesan kenikmatan yang tak sama dengan sebelumnya dan anehnya setiap selesai melakukan persetubuhan selalu diakhiri dengan tangis penyesalan dan dikejar rasa berdosa. Hingga suatu hari Zafira berkata padaku,...
“ Sit, sebelumnya aku minta maaf padamu..” ujarnya kepadaku.
“ kenapa pake minta maaf segala padaku ?” tanyaku.
“ Aku sudah mengajukan pindah ke Bandung beberapa waktu yang lalu. Dan permohonanku dikabulkan. Mungkin minggu depan sudah tidak ada disini lagi “ katanya Aku terhenyak dan terdiam.
“Mengapa diam ?” tanyanya padaku.
“ Aaa...aaaa... aku… aku… “ akupun tak mampu berkata-kata.
“ Ini adalah keputusan yang terbaik bagi kita Sit..” katanya..., lalu sambungnya “sebab mencintaimu adalah sesuatu yang salah dan yang kita lakukan selama inipun secara sadar kita akui itu adalah sesuatu yang sangat salah dan dosa besar. tapi kita tidak bisa menghindar dari rasa cinta ini bila kita selalu bertemu. Pasti kita akan selalu mengulangi perbuatan kita yang salah ini, Kuharap kamu bisa memahami hal ini…” Ucapnya dan aku hanya bisa terdiam.
Berpisah dan tidak bertemu mungkin inilah yang terbaik untuk menghindari dosa dan menyelamatkan rumah tangga kami masing-masing. Seminggu kemudian Hingga suatu hari Zafira berkata padaku benar-benar pamitan pada seluruh rekan-rekan kerja kami di kantor dan sejak itu Aku tidak pernah bertemu dengannya. Pernah aku menghubunginya dikantornya yang baru dan kami mengobrol bagaikan dua orang sahabat. Dan dia selalu mengingatkan ku untuk jangan pernah lagi bermain api. Cukup dengannya saja kesalahan ini dilakukan. Dia tak pernah mau bila kuajak bertemu langsung. Begitulah akhir dari perselingkuhan yang di baluti degan nafsu sex yang amat sangat besar. Demikian kisah pengalaman sex pribadi dari seorang pegawai yang melakukan perselingkuhan dengan rekan kerja wanitanya yang berjilbab.

Gadis SMP minta diperawani (Cerita panjang)

Gadis smp minta di prawani   Dunia semakin tua dan zamanpun semakin menggila. Terbukti pada hal yang di lsayakan para muda m...